Kedua pasangan calon, yaitu Ridwan Mukti-Rohidin dan Sultan B. Najamudin-Mujiono saling menuding sebagai seorang pembohong.
Cagub nonor urut 1 Ridwan Mukti menuding program stabilisasi harga komoditas sawit dan karet yang ditawarkan pasangan nomor urut 2 Sultan-Mujiono tidak bisa diterapkan dan hanya kebohongan belaka.
"Saya masih ingat bahwa Presiden Jokowi saja kebingungan ketika harus menurunkan harga sawit maupun karet, karena harga dua komoditas tersebut tergantung dari mekanisme pasar dunia. Kok, sekelas gubernur mau mengatur harga komoditas pertanian tersebut, itu akal-akalan jelang Pilkada saja," kata Ridwan Mukti yang juga mantan Bupati Musi Rawas ini seperti dikutip dari
RMOLBengkulu.Com.
Sementara itu, Sultan balik menuding pasangan Ridwan Mukti-Rohidin yang sering berbohong.
"Saya tidak pernah berbohong, tapi bapaklah yang sering berbohong. Gubernur memiliki kewenangan dalam mengintervensi harga sawit terendah pada suatu daerah, saya pernah melakukannya ketika zaman Gubernur Agusrin M. Najamuddin dulu," ungkapnya.
Sebelumnya, pasangan Ridwan Mukti-Rohidin mempertanyakan program Sultan-Mujiono yaitu penstabilan harga sawit minimal Rp 1.500 di tingkat petani, menurut mereka hal itu mustahil untuk diterapkan di Provinsi Bengkulu.
[rus]
BERITA TERKAIT: