Saat ini, Eko Sulistio telah tergabung dengan Tim Gabungan Indonesia yang terdiri dari berbagai institusi, antara lain, Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), TNI, Kemenlu, PKPU, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, ACT, Pramuka Peduli, dan lain-lain.
"Dampak gempa 7,9 skala Richter di sini parah banget. Semua porak poranda, dan masih banyak korban yang harus dievakuasi," ujar Eko mengutip rilis dari Andalan Nasional Kwarnas Pramuka Bidang Komunikasi dan Informatika.
Menurut Eko, sebagai seorang Pramuka, tak ada misi yang lebih khusus di Nepal selain membantu dan menolong para korban gempa semaksimal yang bisa dilakukan. Sampai hari ini, bersama mitra lokal dan Tim Gabungan, ia telah mendistribusikan bantuan logistik ke dua titik pengungsian, yaitu kamp pengungsian Shouyoumbo Ward dan Bakhtapur.
"Dana logistik kemanusiaan dalam satu titik kurang lebih sebesar 3.500 dolar AS,†jelasnya.
Sebelumnya, bersama relawan lain, Eko juga telah bergerak ke daerah yang sulit dan belum terjangkau bantuan. Bahkan, ada satu titik gempa yang harus ditempuh selama lima jam, karena belum mendapatkan bantuan logistik maupun medik.
"
Alhamdulillah, hari ini kita telah melakukan trauma healing untuk anak-anak sekaligus evakuasi korban," ujarnya.
Yang menarik, kata Eko, di Nepal, ia juga sempat bertemu dengan seorang Pramuka Nepal yang kantornya bahkan belum juga bisa beroperasi.
"Saya sangat terharu. Ia bahkan mengajak saya untuk mengunjungi bumi perkemahannya," tambahnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: