Harga Beras di Banyumas Tembus Rp 10.500 Per Kilo, Ibu-ibu Menjerit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 23 Februari 2015, 13:09 WIB
rmol news logo Harga beras di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah semakin tinggi menyusul menipisnya stok beras dan gabah di gudang para pedagang beras. Akibatnya, para ibu rumah tangga terpaksa mengurangi jumlah beras yang dibeli.

Saat ini harga beras medium di sejumlah pasar tradisional Banyumas telah menembus angka Rp 10.500, atau naik Rp 1000 dibandingkan harga sepekan lalu.

"Harganya sudah terlalu tinggi. Biasanya saya beli minimal 10 kilogram. Tapi karena harganya sangat tinggi uangnya hanya cukup untuk delapan kilogram," kata Puji, warga Wlahar Kecamatan Wangon, Senin (23/2).

Kenaikan harga beras ini kontan membuat Puji mengurangi jatah belanja untuk kebutuhan lainnya seperti minyak, gula dan lauk pauk. Jika tidak disiasati seperti itu, jatah belanja mingguannya tidak akan cukup.

"Yang banyak dikurangi adalah minyak, gula dan lauk pauk. Makan seadanya saja," tuturnya.

Ketua Asosiasi Pedagang Beras (APB) Banyumas, Agus Purwanto mengakui ada kenaikan harga beras antara Rp 100 hingga Rp 200 per kilogram tiap harinya. Kenaikan harga beras ini diprediksi akan terus terjadi sampai persediaan beras stabil. Bahkan, kata dia, harga tinggi ini bisa bertahan hingga April mendatang.

"Panen raya di Banyumas terjadi pada April mendatang. Saat ini memang ada yang sudah mulai panen namun jumlahnya sangat sedikit dan tersebar," ujarnya.

Harga eceran beras yang telah menembus Rp 10.500 menurut Agus termasuk tertinggi dibandingkan harga tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi telatnya musim tanam di Banyumas sehingga berimbas pada mundurnya panen raya.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA