Sebanyak 52.280 peserta pawai yang menggunakan tutup kepala khas petani Indonesia ini, memadati dan mengular sepanjang rute Jalan Jenderal Sudirman hingga pasar jumaah.
"Kami memberikan apresiasi tentunya kepada Kabupaten Purwakarta sebagai kabupaten terbanyak yang menghadirkan cetok dan pemakai cetok malam ini," ujar Deputi Manager Museum Rekor Indonesia (MURI), Wawan Raharjo seperti diberitakan
RMOLJabar.
Kegiatan ini diselenggarakan sekaligus sebagai upaya Kabupaten Purwakarta yang dipimpin bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk memecahkan rekor MURI ke-5.
"Tentunya akan kami catat dan akan kami berikan penghargaan, atas aksi yang dihadirkan malam ini," lanjut Wawan.
Rekor ini mengalahkan ajang serupa yang digelar tahun 2012 di Jakarta oleh salah satu partai politik dengan jumlah 10.060 peserta. Wawan mengatakan, pada tahun lalu, Pemkab Purwakarta juga berhasil memecahkan rekor MURI budaya untuk kategori enggrang dan congcot.
Pantauan di lapangan, selain dipadati peserta pawai, event ini juga mengundang warga baik dari dalam maupun luar Purwakarta. Rute pawai yang tadinya dipusatkan di jalan Jendral Sudirman, melebar hingga ujung Jalan Babaru Nagri dan Jalan Veteran Kebon Kolot, sepanjang 4 KM. Arus kendaraan pun akhirnya dialihkan ke Jalan Kopi, depan mapolres Purwakarta.
Antusiasme peserta dan warga yang menonton, kontras terlihat saat pawai dibuka oleh Bupati Purwakarta, Dedi Mulyaditepat di pertigaan patung egrang sekitar pukul 7 malam.
Gemuruh dan sorak sorai peserta dan penonton begitu riuh tatkala opening art dari seniman tari dan musik mengawali acara. Pawai cetok ini juga dimeriahkan berbagai macam dongdang (miniatur bangunan) dan bebegig (boneka sawah dari jerami) berbagai macam ukuran.[
wid/rmoljabar.com]
BERITA TERKAIT: