Basuki menilai, isu tersebut hanya dihembuskan oleh sebagian orang saja. Ia yakin warga yang tidak suka bila ia menjadi gubernur di Jakarta jumlahnya sedikit.
"Kamu lihat saja komentar-komentar orang ya yang tidak senang masih di bawah 50 persen itu masih
oke," ujar Basuki di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (18/6).
Jumlah yang sedikit itu, bagi Basuki bukanlah persoalan yang penting. Apalagi untuk duduk di kursi gubernur dan presiden sekalipun hanya butuh suara 50 persen + 1.
"Toh hanya butuh 50 persen + 1 untuk jadi gubernur dan presiden. Kalau butuh 99 persen yang saya repot. Kalau Cuma 50+1 permainan terlalu gampang," tambahnya.
Basuki mengaku tak mau ambil pusing dengan isu itu. Apalagi sampai sekarang Jokowi masih berstatus capres. Artinya, masih ada kemungkinan menang atau kalah di Pilpres 2014 nanti.
"Kalau saya menuruti yang tidak senang sama saya sampai dia senang, pasti yang tadinya senang menjadi nggak senang. Kamu mau menuruti yang mana, mendingan saya nurutin konstitusi dengan segala risiko," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Boy Sadikin mengatakan salah satu penyebab elektabilitas Jokowi menurun di Jakarta karena ada isu warga tak suka Ahok jadi gubernur. Menurutnya, masyarakat yang tidak ingin Ahok menjadi DKI 1 akhirnya mengalihkan dukungan ke Prabowo-Hatta.
"Ya karena banya isu yang menyerang beliau (Jokowi). Isu negatif salah satunya kalau Jokowi presiden maka Gubernurnya Ahok. Maka itu ada isu dari pihak lain. Kalau presidennya Prabowo, Gubernurnya Jokowi. Masyarakat tahu bahwa masyarakat sebagian besar tidak menginginkan Ahok jadi gubernur," kata Boy.
[wid]
BACA JUGA: