Dalam festival itu disediakan 15 ribu porsi bakso dan 15 ribu teh pucuk harum gratis.
Menurut Sekretaris Jenderal Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso, Bambang Hariyanto, selain dihadiri 17 ribu pedagang mie dan bakso dari Jawa Barat dan para pejabat Pemerintah Kabupaten Karawang ini, juga tampak Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
"Pak Hatta Rajasa hadir karena dilaksanakan pelantikan Dewan Pengurus Provinsi Jawa Barat Paguyuban Pedagang Mie dan Bakso Periode 2014-2019 yang baru terpilih," kata Bambang kepada wartawan di Jakarta, Minggu (2/2).
Hadir pula dalam acara yang mengambil tema budaya Sunda itu yakni mantan Kapolda Jabar Irjen (Purn) Edi Darnadi, Ketua MURI Jaya Suprana, dan Bupati Karawang Ade Swara.
Bambang menjelaskan, festival tersebut bertujuan untuk lebih mempopulerkan mie dan bakso sebagai makanan khas rakyat Indonesia yang menjadi konsumsi utama setelah nasi, baik rakyat dari kelas bawah, menengah, maupun atas, bahkan supaya bakso lebih mendunia.
"Dengan lebih populernya mie dan bakso maka omset pedagang juga pasti akan naik, dan naik pulalah penghasilan dan kesejahteraan kami," jelas Bambang.
Bambang mengaku bangga para pedagang mie dan bakso yang tergolong usaha kecil dan menengah (UKM) selalu bisa bertahan ketika dihantam krisis ekonomi seperti pada 1997, 2007, dan kini ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terpuruk.
"Ini membuktikan bahwa para pedagang mie dan bakso merupakan aset luar biasa bagi bangsa ini, di samping sebagai pelaku utama penggerak ekonomi kerakyatan," paparnya.
Bambang mencatat, jumlah pedagang mie dan bakso seluruh Indonesia mencapai 2,5 juta orang, dengan pendapatan mencapai Rp 400 ribu per orang per hari, sehingga omset dari bisnis mie dan bakso mencapai Rp1 triliun per hari.
"Ini potensi ekonomi yang luar biasa untuk dikembangkan," ungkapnya.
Dengan kehadiran Hatta Rajasa, Bambang berharap Menko Perekonomian itu dapat membantu mencari solusi atas harga daging sapi sebagai bahan baku bakso yang masih tinggi. Dalam 1,5 tahun terakhir, harga daging sapi di kisaran Rp 95 ribu per kilogram.
"Kami khawatir bila harga tetap tinggi hingga 2015 saat Masyarakat Ekonomi ASEAN diberlakukan, maka pedagang mie dan bakso Indonesia akan kalah bersaing dengan pedagang bakso dari negara lain, khususnya Malaysia yang harganya lebih murah 50 persen daripada di Indonesia," demikian Bambang.
[wid]
BERITA TERKAIT: