Begitu dilaporkan Direktur Disaster Management Institute of Indonesia (DMII), M Insan Nurrohman yang memimpin langsung tim emergency response Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui rilis tertulis yang diterima redaksi (Jumat, 21/2).
"Warga desa Satak mengeluhkan ketiadaan bantuan genteng padahal permintaan bantuan kepada pemerintah sudah diajukan sejak Senin lalu," tulisnya.
Selain membutuhkan bantuan genteng, papar Insan, bantuan lain pun sering terlambat datang karena daerah ini termasuk daerah terisolir. Makanan dan air baru diterima warga tiga sampai tujuh hari setelah letusan. Hari ini, ACT akan menyalurkan bantuan dari warga masyarakat berupa ribuan genteng kepada warga desa yang atap rumahnya hancur.
"ACT sengaja mendatangkan ribuan genteng dari daerah yang berada di sekitar Kediri. Hal ini dikarenakan stok genteng di Kediri sudah menipis, walaupun harganya sangat mahal," terangnya.
Insan menjelaskan, naiknya harga genteng di Kediri hampir mencapai 50 persen sehingga tidak terjangkau oleh warga desa yang dhuafa dan berpenghasilan rendah. Lanjut Insan, acara serah terima bantuan genteng ini dilaksanakan secara seremonial di Kantor Camat Pare, Kabupaten Kediri, yang diwakili oleh Kepala Desa Satak.
[wid]
BERITA TERKAIT: