"Banyak petani yang mempercepat panen. Padahal sekarang ketela sangat murah. Soalnya sedang puncak musim panen," ujar Kepala Dusun Pengasinan, Basir, Senin (16/9).
Basir mengatakan, babi hutan menyerang seluruh tanaman tanaman ketela yang ada, baik berusia muda maupun sudah ada umbinya. Kerusakan di tiap lahan berbeda, berkisar 10 hingga 30 persen tergantung jumlah kawanan babi hutan yang menyerang.
"Ada kawanan yang hanya terdiri dari tiga ekor. Namun banyak juga kawanan yang sampai puluhan ekor," jelasnya.
Babi hutan lebih sering menyerang pada malam hari sehingga luput dari penjagaan warga. Mereka enggan meronda karena antara ladang dengan permukiman berjarak lumayan jauh.
Serangan babi hutan sudah menjadi langganan petani di sekitar kawasan Hutan Lumbir Banyumas Barat pada musim kamarau. Biasanya saat bahan makanan dan air menipis di dalam hutan babi hutan banyak mencari makanan di ladang-ladang penduduk.
"Yang paling sering diserang adalah tanaman umbi-umbian yang ada di ladang. Padi pernah diserang tapi jarang," katanya.
Untuk mengurangi serangan, petani membuat jebakan sederhanan memanfaatkan bubu kawat, perangkap bambu dan lubang perangkap.
"Ada yang terperangkap. Tapi baru tiga atau empat ekor. Lumayan bisa untuk mengurangi hama," ujarnya
.[wid]
BERITA TERKAIT: