Antrian warga yang membawa jerigen di Kampung Tanjung, Talaga Sari, Kawalu, Kota Tasikmalaya, bukanlan antrian untuk mendapatkan bahan bakar minyak. Namun warga mengantri untuk mendapatkan air khas Tanjung yang akan digunakan untuk memasak ketupat.
Menjelang Lebaran memang sudah menjadi tradisi air tersebut diminati untuk membuat ketupat. Konon air tersebut mengandung beberapa zat, sehingga jika digunakan untuk memasak ketupat kualitasnya sangat baik.
Selain memiliki rasa asin, kelejatannya dan rasanya gurih serta tahan lama dibanding memasak ketupat dengan air biasa. Keawetannya bisa satu minggu.
Herman (60) salah satu warga yang memiliki sumber air khas Tanjung menyebutkan, setelah diperiksa di labolatorium Dinas Kesehatan, air di sumur miliknya mengandung dua belas zat bermanfaat di dalamnya.
Setiap hari besar, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, sumur miliknya selalu diserbu warga yang ingin mendapatkan air ini untuk bahan membuat ketupat. Namun sayang sumur yang tidak terurus membuat lokasi tidak nyaman.
Herman sudah beberapa kali mengajukan ke pemerintah setempat untuk memperbaiki pasilitas tersebut. Tapi hingga sekarang tidak ada jawaban yang pasti. Padahal dirinya dikenakan pajak dari pemerintah dengan target per musim hari besar sebesar Rp 1,5 juta.
Sementara itu pengrajin ketupat di Kampung Rancamaya Kelurahan Kersanagara Kota Tasikmalaya mengatakan, ketupat khas air Tanjung memang cukup laris. Selain rasanya gurih, ketupat tersebut bisa disimpan hingga satu minggu.
"Meski sekarang saya menjual ketupat menyesuaikan dengan kenaikan BBM, tapi Alhamdulillah peminatnya berjubel. Karena saya memasak ketupat menggunakan air Tanjung," kata Maman Rohman.
[dem]
BERITA TERKAIT: