“Saat itu Pak Kyai Basuki sedang menurunkan pasir di dekat mushala. Lalu Pak Kapolsek datang sambil marah-marah karena sebagian pasir memang sedikit menimbun badan jalan,†kata Rio Hardiyanto, jurubicara sekaligus pengurus Pondok Pesantren Sunan Kalijaga Bulusari, Gandrungmangu, Jumat (2/8).
Kyai Basuki adalah salah satu pengasuh di Pondok Hafidz (hafalan Alquran) di pesantren ini. Pada Rabu malam lalu ia bersama beberapa santri mengangkut pasir untuk pembangunan TPQ di kompleks pondok.
“Tiba-tiba Pak Kapolsek datang sambil marah-marah dan langsung memukul Pak Kyai Basuki,†jelasnya.
Lebih parah lagi, Kapolsek kemudian mengajak sang pengasuh pesantren menjauh sekira 50 meter dari area pondok. Di tempat ini ia kembali dipukul oleh si Kapolsek. Sontak beberapa santri sempat emosi. Namun kemudian bisa diredam.
Kamis dinihari, Ketua Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga, Abah KH Sholeh Ali Mabhub mendatangi Mapolsek Gandrungmangu untuk mengkalirifikasi persoalan tersebut. Namun sesampainya di sana, kyai kharismatik ini justru didamprat oleh si Kapolsek.
Bahkan Kapolsek sempat menantang Abah Kyai untuk membawa seluruh kyai dan ulama yang ada di Cilacap. Selain itu, si Kapolsek juga mengajak Abah Kyai untuk bunuh diri bersama menggunakan bahan petasan hasil razia petasan dan bahan peledak yang diamankan di Polsek Gandrungmangu.
“Yang membuat kami tidak terima salah satunya adalah menyatakan tidak takut dengan seluruh kyai dan ulama yang ada,†ujarnya.
Kepala Kepolisian Resor Cilacap, Wawan Muliawan disertai beberapa anggota provost sempat bertandang ke pesantren Sunan Kalijaga pada Jumat dinihari. Kapolres menyerahkan kepada pihak korban apakah persoalan akan diselesaikan secara kekeluargaan atau hukum.
“Setelah rapat dengan kelurga besar pesantren, hari ini, Jumat 2 Agustus 2013, kasus ini secara resmi dilaporkan ke Polres Cilacap,†tegas Rio.
[zul]
BERITA TERKAIT: