Selain itu, tradisi berebut untuk mendapatkan uang recehan yang dilempar oleh pengguna jalan ini juga digunakan sebagai ajang ngabuburit warga untuk menunggu waktu berbuka puasa.
Puluhan warga Desa Sukra Kabupaten Indramayu kejar-kejaran untuk berebut uang recehan ditengah-tengah jalan. Meski harus menantang maut di tengah jalan, mereka tidak menghiraukan dan tetap memburu uang recehan yang dilempar oleh sejumlah pengguna jalan, yang melintas di jalur tersebut.
Padahal di sisi lain, mereka merasa takut tertabrak sejumlah kendaraan, namun mereka rela hanya untuk mendapatkan rupiah demi kebutuhan belanja lebaran bagi keluarganya. Bahkan salah seorang ibu bernama Darmini (39) sengaja mengajak kedua anaknya yaitu tedi (9) dan indah (7) untuk mengais recehan dari pengguna jalan.
"Sebenarnya sih saya takut banyak mobil besar, tapi demi makan terpaksa saya tidak menghiraukan, malahan kedua anak saya membantu saya untuk mengumpulkan uang recehan," jelas Darmini kepada
Rakyat Merdeka Online (Sabtu, 27/7).
"Setiap hari selama bulan Ramadhan, saya dan kedua anak saya ya
Alhamdulillah bisa menghasilkan uang hingga Rp 70.000 per hari," jelas Darmini ibu dari 2 anak tersebut.
Selain untuk kebutuhan belanja lebaran, Darmini menambahkan bahwa hal ini dilakukannya juga sebagai ajang ngabuburit.
Akibat aktifitas warga di jembatan ini, arus lalu lintas dari arah Jakarta menuju Jawa Tengah atau sebaliknya terganggu. Bahkan setiap tahun saat arus mudik, di ruas jalur ini merupakan titik kemacetan akibat banyaknya aktifitas warga yang lalu lalang di jalur tersebut.
[ian]
BERITA TERKAIT: