Nenek bernama Rokayah (75) warga Pano’ogan, Panumbangan, Ciamis ini ditemukan dalam kondisi tewas oleh anak kandungnya sendiri di dalam rumahnya.
Rokayah, diduga tidak bisa diselamatkan saat proses evakuasi terjadi. Banjir bandang yang melanda dua kecamatan di Panumbangan dan Sukaresik ini menghantam ribuan rumah warga.
Menurut Kapolsek Panumbangan AKP Ansar, ribuan warga dari dua kecamatan, hingga Kamis (25/7) siang masih terisolir karena akses jalan yang tertutup banjir setinggi 50 Cm. Sebagian besar warga kini mengungsi ke Posko Darurat.
Sementara itu banjir juga menerjang empat kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya. Empat kecamatan tersebut yakni Sukaresik, Pagerageung, Ciawi dan Rajapolah. Dari pendataan sementara jumlah warga yang rumahnya terendam mencapai 1.454 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 3136 orang.
Luapan air dari sungai Citanduy sudah terjadi sejak Senin pagi lalu. Selain merendam ratusan rumah warga, banjir juga merendam sebuah sekolah dasar dan satu puskesmas. Pihak sekolah terpaksa meliburkan kegiatan belajar mengajar karena semua ruang kelas terendam air. Bantuan logistik dari pihak terkait untuk korban banjir yang mengungsi mulai berdatangan.
Genangan terparah melanda Kampung Bojongsoban, karena lokasi kampung itu berada paling dekat dengan sungai. Bahkan ada rumah yang terendam hingga sedada orang dewasa. Beruntung, penghuninya keburu menyelamatkan diri.
Menurut salah seorang warga, Adim Mashudi (26), munculnya air memang tidak seperti air bah. Tapi datang agak perlahan sehingga warga keburu menyelamatkan diri.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin menyebutkan, debit air Citanduy sangat tinggi hingga luber di tanggul. Karena tak kuat menahan derasnya arus air, tanggul akhirnya jebol dan menimbulkan banjir.
Dikatakan Kundang, banjir masih belum akan surut karena upaya perbaikan tanggul secara darurat tidak bisa dilakukan secara maksimal mengingat masih derasnya air sungai.
[zul]
BERITA TERKAIT: