"Naiknya harga BBM maka biaya angkut biji kopi juga ikut mengalami kenaikan," ujar seorang petani kopi.
Pantauan di lapangan seperti diberitakan
JPNN, harga kopi saat ini Rp 13 ribu per kg. Sedangkan sebelumnya, mencapai Rp 16.500 hingga Rp 17 ribu per kg. Turunnya harga biji kopi ini membuat petani terpaksa menyimpan hasil panen mereka. Namun, ada juga petani yang terpaksa menjual hasil panen meskipun harga turun tersebut.
Mersi (30), petani kopi Pematang Bange mengatakan, hasil panen kopi miliknya cukup banyak tahun ini.
"Hasil panen saya tahun ini cukup banyak jika dibanding tahun kemarin. Tapi, keuntungan yang saya dapat lebih kecil. Pasalnya, naiknya harga BBM membuat biaya angkut hasil panen juga naik," ujarnya.
Ia menuturkan, sebelum adanya kenaikan harga BBM, biaya angkut hasil panen sekitar Rp 2 ribu per kg. Tapi saat ini sudah naik menjadi Rp 4 ribu per kg.
"Jadi, harga jual biji kopi petani hanya tinggal Rp9 ribu per kg jika dipotong dengan biaya angkut,†jelasnya.
Yadi (26), tukang ojek angkut mengatakan, pihaknya sengaja menaikkan ongkos angkut. Pasalnya, saat ini harga BBM juga naik. Bahkan, mereka terkadang harus membeli BBM Rp 8 ribu di tingkat eceran.
"Kami juga bisa rugi Pak jika ongkos angkut tidak kami naikkan karena motor kami ini perlu bensin," ujarnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: