Longsor menimbun sawah tiga hektar dan menimpa dua orang yang sedang bekerja di sawah. Korban bernama Ending (pria) dan Ebik (perempuan). Korban belum ditemukan. Pencarian masih dilakukan oleh BPBD Majalengka, TNI dan relawan dibantu masyarakat setempat.
Demikian informasi disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin siang (13/5).
BNPB mengimbau masyarakat untuk waspada dari longsor. Perubahan watak hujan, meningkatnya degradasi lingkungan dan tingginya kerentanan masyarakat menyebabkan risiko bencana longsor makin tinggi.
Berikut beberapa tips sederhana menghadapi longsor. Ciri daerah rawan longsor adalah daerah berbukit dengan kelerengan lebih dari 20 derajat, lapisan tanah tebal di atas lereng, sistem tata air dan tata guna lahan yang kurang baik, lereng terbuka atau gundul.
Kemudian, terdapat retakan tapal kuda pada bagian atas tebing, banyaknya mata air/rembesan air pada tebing disertai longsoran-longsoran kecil, adanya aliran sungai di dasar lereng, pembebanan berlebihan pada lereng karena adanya bangunan dan pemotongan tebing untuk pembangunan rumah atau jalan.
Upaya mengurangi tanah longsor adalah menutup retakan pada atas tebing, menanami lereng dengan tanaman serta memperbaiki tata air dan guna lahan, waspada terhadap mata air/rembesan air pada lereng dan waspada pada saat curah hujan yang tinggi pada waktu yang lama
Yang dilakukan pada saat dan setelah longsor karena longsor terjadi pada saat yang mendadak adalah evakuasi penduduk segera setelah diketahui tanda-tanda tebing akan longsor, segera hubungi pihak terkait dan lakukan pemindahan korban dengan hati-hati, dan segera lakukan pemindahan penduduk ke tempat yang aman.
[ald]
BERITA TERKAIT: