"Sejak awal tahun 2013 retakan tanah di atas tebing rel sudah terjadi sejak turun hujan, bahkan retakannya sekarang terlihat melebar," kata Kepala Stasiun Bumi Waluya, Heriyana kepada wartawan, Senin (1/4).
Retakan tanah tebing itu berada tidak jauh dari stasiun, Desa Citeras, Kecamatan Malangbong, Garut bagian utara yang menghubungkan jalur rel menuju Kabupaten Tasikmalaya.
Retakan sepanjang 300 meter dengan lebar sekitar 20 hingga 50 centi meter itu, menurut Heriyana itu cukup membuat kuatir jika sewaktu-waktu longsor dan menutup jalur rel. Jarak dari rel ke titik retakan sendiri sekitar 70 meteran yang memanjang sejalur dengan rel.
"Setahu saya jika pergeseran tanah terus terjadi akan dipasang paku bumi untuk menahan pergerakan tanah," katanya.
Sementara itu, retakan tanah di titik jalur rel tersebut belum mengganggu aktivitas kereta api yang setiap harinya dilalui 22 KA jurusan Bandung-Jawa Tengah-Jawa Timur dan sebaliknya.
[ant/wid]
BERITA TERKAIT: