Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bersama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) serta Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) menyuarakan kekhawatirannya tentang adaptasi virus flu burung yang mampu dengan mudah menginfeksi manusia.
Ketiga badan PBB tersebut mendorong negara anggota untuk berbagi data genetik virus dari manusia dan hewan dalam basis data yang dapat diakses publik.
Direktur Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi di WHO, Sylvie Briand mendesak agar seluruh negara anggota memperkuat pengawasan terhadap wabah tersebut.
"Kami mendorong semua negara untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk memantau virus ini dan untuk mendeteksi setiap kasus pada manusia," tegasnya, seperti dimuat
Asia One pada Kamis (13/7).
Awal tahun ini, strain baru flu burung H5N1 yang sangat menular di antara burung liar secara eksplosif menyebar ke wilayah geografis baru, menginfeksi dan membunuh berbagai spesies mamalia, serta menimbulkan kekhawatiran akan pandemi di antara manusia.
Namun, hanya sekitar enam kasus pada manusia yang tercatat karena memiliki kontak dekat dengan unggas yang terinfeksi telah dilaporkan ke WHO, dan sebagian besar ringan.
Sekitar 10 negara telah melaporkan kasus wabah flu burung pada mamalia darat dan laut sejak tahun 2022, termasuk cerpelai yang dibudidayakan di Spanyol, anjing laut di Amerika Serikat, serta singa laut di Peru dan Chili.
BERITA TERKAIT: