Kenali Gejala Stres Pada Anak, Orangtua Harus Aktif Awasi Perubahan Emosi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 07 Oktober 2020, 15:59 WIB
Kenali Gejala Stres Pada Anak, Orangtua Harus Aktif Awasi Perubahan Emosi
Founder ruangtumbuh.id, Irma Gustiana dalam Farah ZoomTalk pada Rabu, 7 Oktober 2020/RMOL
rmol news logo Pandemi Covid-19 mengharuskan anak-anak untuk menghabiskan banyak waktunya di rumah yang kerap kali memicu stres.

Sebagai sosok yang selalu ada di rumah, orangtua harus lebih awas dan memperhatikan anak-anak, termasuk ketika mereka tengah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ini sangat penting mengingat pemberlakuan PJJ dan keharusan tetap tinggal di rumah kemungkinan masih terus dilakukan hingga vaksin Covid-19 didistribusikan.

Founder ruangtumbuh.id, Irma Gustiana mengurai, ada beberapa gejala stres pada anak yang dapat diperhatikan oleh orangtua untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

"Ada gejala stres yang memang terlihat, ada yang masih silent, nggak terlihat dan kadang-kadang kita menganggap itu bukan stres padahal sebenarnya stres," kata Irma dalam Farah ZoomTalk bertahuk "Saat PJJ Terus Berjalan, Apa Saja yang Dibutuhkan Bunda & Ananda?" pada Rabu (7/10).

Untuk gejala stres yang umumnya dapat dikenali pada anak, kata Irma, adalah tantrum. Tantrum merupakan kondisi anak yang seringkali rewel, marah, destruktif, hingga menangis kencang.

"Kemudian mukulin diri sendiri, mukulin orang lain, lalu membantah," sambung Irma.

"Ini gejala-gejala yang mengindikasikan anak-anak itu mengalami yang namanya ketidaknyamanan atau perasaan tertekan atau dengan kata lain dia mengalami stres," terang psikolog itu.

Jika gejala-gejala tersebut sudah muncul, Irma mengatakan, orangtua harus melakukan intervensi.

Selain gejala yang terlihat, stres pada anak juga kerap tidak terdeteksi atau silent stress. Dalam hal ini, orangtua harus benar-benar peka dan memberikan perhatian.

"Salah satunya adalah perubahan pola makan, jadi nafsu makannya bisa sangat besar atau menurun. Jadi kalau ada perubahan pola makan yang jauh dari kebiasaan, itu tolong dicek," jelasnya.

Selain pola makan, pola tidur juga menjadi salah satu gejala stres pada anak. Ketika anak sulit tidur pada malam hari dan bangun dalam kondisi yang tidak bersemangat, itu adalah salah satu indikasi stres.

Gejala psikosomatis seperti sakit perut dan mual juga kerap dirasakan oleh anak-anak dan orang dewasa yang mengalami stres.

Sariawan pun, kata Irma menjadi salah satu gejala stres jika terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama, hingga sepekan atau dua pekan.

"Satu lagi, sakit di persendian, otot-otot. Jadi kalau ada anak-anak yang mengeluh sakit di sendi-sendi otot, itu ada indikasi stres," tambah dia.

Irma menuturkan, jika gejala-gejala tersebut muncul pada anak-anak dalam kurun waktu enam pekan secara terus menerus atau bahkan intensitasnya menguat, maka harus segera diberikan pertolongan.

"Apalagi jika ada tanda-tanda melukai diri sendiri atau pemikiran ingin mengakhiri hidup. Di situlah kita sebagai orangtua melakukan fungsi pendampingan pada mereka," demikian Irma. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA