“Kurang lebih ada 30 tenaga medis dokter yang meninggal pada saat pandemik corona. Rinciannya 23 dokter, 8 dokter gigi, dan 9 paramedis atau perawat. Kita tidak ingin jumlah ini bertambah lagi,†terang Ketua IDI Jabar, Eka Mulyana, saat dihubungi
Kantor Berita RMOLJabar, Kamis (16/4).
Menurut Eka, penyebab utama banyaknya korban dari kalangan dokter maupun perawat adalah karena kekurangan alat pelindung diri (APD) saat menjalankan tugasnya.
Untuk itu, IDI meminta perhatian lebih serius dari semua pihak, khususnya pemerintah untuk bisa memenuhi kebutuhan APD bagi para tenaga medis.
“Kami khususnya organisasi profesi yang anggotanya dokter-dokter, meminta perhatian lagi khususnya untuk tenaga dokter maupun tenaga kesehatan yang di garis depan langsung menangani pasien covid di faskes atau rumah sakit di Kota/Kab Jabar, karena sampai saat ini kebutuhan APD masih sangat mendesak,†ucap Eka.
Sebab, kata dia, kekurangan APD bisa mengakibatkan semakin bertambah jumlah tenaga medis yang menjadi korban. Karena itu, APD menjadi kebutuhan mutlak bagi para petugas medis saat ini.
Lebih lanjut Eka mengatakan, IDI juga meminta pemerintah serius memberikan perlindungan kepada para tenaga medis yang merawat pasien covid-19. Baik perlindungan jiwa maupun raga mereka.
“Ada beberapa macam perlindungan. Pertama dari segi perlindungan fisik, dalam hal ini tentu APD harus terus dipenuhi jangan sampai kekurangan,†terangnya.
“Kedua, tentu saja perlindungan jiwa kalau perlu ya. Karena bagaimanapun juga dokter-dokter ini punya keluarga dan sebagainya, sehingga itu bisa membuat rasa aman dalam bertugas,†jelasnya.
Selain itu, IDI Jabar berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat, bisa sesegera mungkin memperluas PSBB di wilayah Jabar. Sebab, langkah tersebut dinilai efektif memutus mata rantai penyebaran virus corona.
BERITA TERKAIT: