BKKBN Gelar Operasi Vasektomi Gratis Lho...

Garap Kaum Pria di Permukiman Kumuh

Minggu, 10 Juni 2012, 08:10 WIB
BKKBN Gelar Operasi Vasektomi Gratis Lho...
ilustrasi, Operasi Vasektomi
RMOL.Tingkat kelahiran bayi di permukiman kumuh perkotaan tergolong sangat  tinggi. Untuk mengurangi angka kelahiran, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kini lebih proaktif menggalakan jumlah akseptor (penerima) KB pria  (vasektomi) lewat operasi minor gratis.

Hasil penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) September 2011 menunjukkan, mayoritas anak pada rumah tangga miskin ber­kisar 3-6 anak. Umumnya, kua­litas pendidikan anak-anak me­reka rendah. Data itu me­nun­juk­kan, jumlah penduduk miskin di Indonesia yang tinggal di per­kotaan mencapai 10,95 juta se­besar 29,98 persen.

Kesimpulannya, sebagian be­sar keluarga miskin di permu­kiman kumuh perkotaan justru punya anak banyak. Guna me­ne­kan angka kelahiran di pemu­ki­man kumuh perkotaan di Ja­bo­detabek,  BKKBN mulai meng­galakan kepesertaan vasektomi lewat operasi minor gratis.

Selama enam pekan ini, BKKBN menggelar vasektomi gratis bagi laki-laki di 18 keca­matan di perbatasan kota Jakarta dan dua provinsi, yaitu Banten dan Jawa Barat.

Kepala BKKBN Pusat Sugiri Syarief mengatakan, target ak­septor vasektomi mencapai 50 orang di tiap kecamatan selama enam minggu. Program KB un­tuk lelaki ini sebenarnya sudah dijalankan secara nasional.

Menurut Sugiri, program va­sektomi di daerah permukiman ku­muh adalah untuk pertama kali. Operasi vasektomi ini dila­ku­kan di mobil pelayanan umum KB dari BKKBN yang bergerak.

Mobil keliling layanan KB di­desain menyerupai ruangan ope­rasi minor dan parkir di lokasi-lokasi strategis di setiap keca­mat­an tujuan seperti ha­laman kantor kecamatan. Ke­gia­tan ini digelar pada Sabtu-Ming­gu. Mobil KB bergerak dari satu ke­camatan ke keca­matan lain.

“Program ini direncanakan ber­lanjut ke wilayah miskin atau ku­muh di kota-kota lain di se­luruh Indonesia,” kata Sugiri yang kini juga membidik ka­langan remaja lewat program GenRe Goes to School di ber­bagai sekolah di se­luruh Indo­nesia, Jumat  (1/6).

Satu kali operasi vasektomi, menurut dia, diperkirakan me­nelan biaya Rp 550 ribu. “Ini cu­ma operasi kecil. Prosesnya ha­nya 10 menit saja. Masyarakat tidak perlu takut,” imbuhnya.

Untuk melaksanakan vasek­tomi gratis di Jabodetabek, BKKBN mengoperasikan delapan unit mo­bil layanan KB keliling. Se­tiap unit kendaraan dilengkapi dua dokter. BKKBN me­nar­ge­tkan,  900  akseptor dalam prog­ram vasek­tomi gratis untuk mas­yarakat yang tinggal di da­erah kumuh perkotaan.

Direktur Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus BKKBN M Yamin Wai­sale me­ngatakan, program va­sek­tomi gratis ini mengutamakan pen­duduk daerah kumuh perkotaan.

“Mereka rata-rata berasal dari pasangan usia subur yang sibuk bekerja dan berada di kelompok ekonomi menengah ke bawah. BKKBN kini lebih proaktif men­datangi mereka,” ujar Yamin di sela-sela peluncuran program vasektomi  gratis.

Yamin mengatakan, syarat pe­serta adalah berusia 35-40 ta­hun, bersedia secara sukarela dan su­dah memutuskan bersa­ma pasa­ngannya untuk tidak  punya anak lagi.

Penggarapan KB di wilayah kumuh, lanjut Sugiri, bisa di­ja­dikan percepatan untuk me­nu­runkan kasus peserta KB tidak terlayani (unmet need) di In­do­nesia yang mencapai 9,1 per­sen dari total peserta KB. Lewat te­robosan di wilayah miskin per­kotaan ini, BKKBN berharap pada tahun ini bakal bertambah 7,3 juta peserta baru KB.

Sugiri menegaskan, BKKBN terus berupaya untuk memenuhi Jaminan Ketersediaan Kon­tra­sepsi (JKK) di seluruh Indone­sia. Pemenuhan JKK ini diha­rapkan agar setiap Pa­sangan Usia Subur (PUS) mampu me­milih, menda­patkan dan meng­gunakan alat kontrasepsi.

“Jika konsep JKK tidak dija­lankan, maka ketersediaan alat kontrasepsi di tangan akseptor tidak terjamin. PUS tidak mu­dah memperolehnya dan kuali­tasnya tidak baik,” kata Sugiri.

Kalau kondom, misalnya, di­simpan di bawah lampu neon ma­ka kualitasnya berkurang. Hak-hak reproduksi PUS mesti terpe­nuhi dan akan berimplikasi pada penurunan total fertility rate (angka total kelahiran) dan pe­ningkatan contraceptive preva­lence rate (CPR). [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA