Hal itu diungkapkan langsung oleh Eliezer saat menjadi saksi untuk terdakwa Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa siang (13/12).
Awalnya, Eliezer dipanggil untuk menghadap Sambo di lantai tiga di rumah Saguling. Pada saat itu, Sambo mempertanyakan kejadian di Magelang.
Eliezer pun mengaku tidak mengetahui adanya sebuah kejadian di Magelang. Setelah itu, Sambo bercerita bahwa istrinya, Putri telah dilecehkan oleh Yosua.
Eliezer pun mendengar pernyataan Sambo yang menilai Yosua harus dikasih mati. Setelah itu, Eliezer diperintahkan Sambo untuk membunuh Yosua.
Setelah itu, Sambo membeberkan skenario pembunuhan terhadap Yosua dengan skenario bahwa Yosua melakukan pelecehan terhadap Putri.
"Lalu dia bilang begini, 'jadi gini Chard, lokasinya di 46, nanti di 46 itu ibu dilecehkan sama Yosua, terus ibu teriak, kamu respon, terus Yosua ketahuan, Yosua tembak kamu, kau tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal'," ujar Eliezer menceritakan ulang pernyataan Sambo saat membeberkan skenario pembunuhan.
"Pada saat itu saya langsung kaget Yang Mulia," imbuhnya.
Skenario itu kata Eliezer, terus disampaikan secara berulang-ulang oleh Sambo yang juga ada Putri di samping Sambo.
"Baru dia bilang 'sudah kamu nggak usah takut, karena posisinya itu, kamu bela ibu, yang kedua kamu bela diri karena dia nembak duluan'. Dijelaskan lagi berulang-ulang tentang skenario Yang Mulia," kata Eliezer.
Sambil menceritakan itu, Eliezer mengaku sempat mendengar Putri ngobrol dengan Sambo. Akan tetapi, Eliezer mengaku tidak mendengar isi obrolan secara jelas, sepintas berbicara soal CCTV Duren Tiga dan sarung tangan hitam.
Pada saat itu, Sambo pun meminta Eliezer untuk mengisi amunisi atau peluru ke senjata Eliezer dari sebuah kotak yang berisi banyak amunisi yang diserahkan Sambo.
Selanjutnya, Sambo meminta Eliezer untuk mengambil senjata api HS milik Yosua yang ada di mobil. Setelah diserahkan, Eliezer langsung menuju ke toilet.
"Saya gak tau mau cerita ke siapa Yang Mulia, pikiran saya masih bleng Yang Mulia, saya masuk ke toilet Yang Mulia. Saya sempat berdoa Yang Mulia di toilet. Karena pas saya keluar dari Toilet, Agus langsung bilang, 'om ibu sudah turun om'," kata Eliezer.
Setelah itu, Eliezer langsung menghampiri mobil yang sudah berisi Putri, Yosua, Ricky, dan Kuat yang sudah siap jalan menuju rumah di Duren Tiga.
Saat tiba, Putri dan Yosua keluar, dan menyusul Eliezer. Saat itu, Ricky meminta Eliezer untuk membawa tas milik Putri. Sedangkan Yosua masih berada di samping pintu mobil di saat Putri dan Kuat masuk ke rumah.
Selanjutnya, Eliezer menyusul di belakang dan menyerahkan tas tersebut kepada Kuat. Eliezer selanjutnya menuju ke lantai dua di rumah Duren Tiga.
"Ke dalam rumah Yang Mulia. Sampai dalam rumah, saya lihat Om Kuat antar ibu sampai di kamar Yang Mulia bawa tasnya ibu, saya langsung naik ke lantai dua Yang Mulia," tutur Eliezer.
Hakim Ketua lantas mempertanyakan alasan Eliezer menuju ke lantai dua. Eliezer bercerita, bahwa dirinya masih takut terkait rencana dan perintah dari Sambo untuk membunuh Yosua.
"Saya masih bleng juga pada saat itu Yang Mulia. Saya pikir saya mau cerita ke siapa, saya takut juga Yang Mulia pada saat itu. Saya berdoa lagi Yang Mulia. Saya lihat ada kamar terbuka, saya masuk, saya berdoa lagi di situ Yang Mulia," ungkap Eliezer.
Hakim Ketua kemudian meminta Eliezer mengungkapkan isi doa yang dipanjatkan Eliezer di dalam kamar tersebut.
"Saya berdoa saya minta Tuhan gak jadi kejadian ini Yang Mulia. Biar Tuhan ubahkan pikiran Pak Sambo Yang Mulia pada saat itu, biar gak jadi rencananya Pak Sambo. Saya panik juga. Gak lama kemudian, saya dengar suara Pak FS di bawah," terang Eliezer.
Selanjutnya, Eliezer membeberkan peristiwa penembakan hingga membuat Yosua meninggal dunia dengan dalam kondisi tertelungkup usai ditembak oleh Eliezer dan Sambo.
BERITA TERKAIT: