Nangis dan Emosi Saat Ceritakan Putri Dilecehkan Brigadir J, Sambo Perintahkan Bharada E Bunuh Brigadir J

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Selasa, 13 Desember 2022, 12:38 WIB
Nangis dan Emosi Saat Ceritakan Putri Dilecehkan Brigadir J, Sambo Perintahkan Bharada E Bunuh Brigadir J
Richard Eliezer memaparkan sejumlah pernyataan Ferdy Sambo sebelum mengksekusi Brigadir J kepada hakim di PN Jakarta Selatan, Selasa (13/12)/Repro
rmol news logo Saksi Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E mengungkapkan pernyataan mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo yang menyatakan bahwa Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J harus mati.

Hal itu diungkapkan oleh Eliezer saat menjadi saksi untuk terdakwa Sambo dan Putri Indonesia di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa siang (13/12).

Eliezer menceritakan, pernyataan Sambo itu disampaikan para saat dirinya dipanggil oleh Sambo untuk naik ke lantai tiga di rumah Saguling.

Pada saat itu, Eliezer mengaku melihat Sambo sedang menangis dan memerintahkannya untuk duduk di sofa di ruangan di lantai tiga tersebut. Pada saat itu, Sambo bertanya soal kejadian di Magelang kepada Eliezer.

"Bapak tanya, 'kamu tahu enggak ada kejadian apa di Magelang?' Saya tidak tahu Bapak," ujar Eliezer.

Setelah itu, kata Eliezer, Sambo kembali nangis dan tak lama datang Putri dan langsung duduk di sofa di samping Sambo.

"Abis itu Bapak bilang, 'Ibu sudah dilecehkan sama Yosua'. Baru habis itu nangis lagi, Yang Mulia," kata Eliezer.

Mendengar itu, Eliezer mengaku terkejut dan tidak menyangka jika Yousa melecehkan istri Sambo. Eliezer pun mengaku takut lantaran pada saat di Magelang, Sambo ada di Jakarta, sedangkan yang mendampingi Putri adalah Eliezer dan beberapa ajudan lainnya.

"Takut bapak marah ke saya kan. Baru setelah itu dia nangis lagi, Yang Mulia. Ibu PC juga nangis pada saat itu. Terus dia lihat ke saya, 'memang kurang ajar anak itu, dia sudah hina harkat dan martabat saya'. Baru dia pegang kerah bajunya Yang Mulia, dia bilang 'enggak ada gunanya pangkat saya ini, Chard, kalau keluarga saya dibeginikan'," tutur Eliezer menirukan pernyataan Sambo.

Eliezer mengaku dia mendengar pernyataan Sambo lantaran merasa serbasalah dan takut turut dimarahi oleh atasannya itu.

"Bapak nangis lagi. Marah, emosi, habis ngomong berhenti, nangis lagi. Pokoknya saya sudah diam pada saat itu Yang Mulia. Baru dia ubah posisi agak mencondong ke depan. Baru dia bilang 'memang harus dikasih mati anak itu'," ungkap Eliezer kembali menirukan pernyataan tegas Sambo.

Setelah itu, lanjut Eliezer, Sambo kembali menyampaikan dan memerintahkan dirinya untuk membunuh Yosua.

"Saya lihat ke bapak, bapak nangis, terus bilang 'nanti kamu yang bunuh Yosua ya, karena kalau kau yang bunuh, saya yang akan jagakan, tapi kalau saya yang bunuh, enggak ada yang jaga kita'. Saya cuma diam pada saat itu Yang Mulia," tutur Eliezer.

Setelah itu, Sambo membeberkan skenario pembunuhan terhadap Yosua, dengan skenario bahwa Yosua melakukan pelecehan terhadap Putri.

"Lalu dia bilang begini, 'jadi gini Chard, lokasinya di 46, nanti di 46 itu ibu dilecehkan sama Yosua, terus ibu teriak, kamu respons, terus Yosua ketahuan, Yosua tembak kamu, kau tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal'. Pada saat itu saya langsung kaget Yang Mulia," jelas Eliezer menceritakan ulang pernyataan Sambo saat membeberkan skenario pembunuhan. rmol news logo article

EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA