Sekuriti Kantor PDIP Akui Pemberi Tas Mirip Dengan Foto Harun Masiku Yang Ditunjukkan Jaksa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Kamis, 11 Juni 2020, 15:27 WIB
Sekuriti Kantor PDIP Akui Pemberi Tas Mirip Dengan Foto Harun Masiku Yang Ditunjukkan Jaksa
Suasana ruang sidang Pengadilan Tipikor tempat Nurhasan bersaksi secara virtual/RMOL
rmol news logo Puzzle kasus dugaan suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR PDIP dari Dapil Sumatera Selatan I, yang melibatkan Harun Masiku mulai terkuak satu per satu.

Saat bersaksi untuk terdakwa mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan dan kader PDIP Agustiani Tio Fridelina di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (11/6), sekuriti kantor PDIP bernama Nurhasan mengaku bertemu dengan Harun Masiku.

Nurhasan juga mengaku mendapat tas sebesar tas laptop dari Harun Masiku dalam pertemuan yang berlangsung pada Rabu, 8 Januari atau tepat saat Wahyu Setiawan ditangkap KPK.

Awalnya, Jaksa Moch. Takdir Suhan mendalami adanya sebuah peristiwa yang dialami oleh Nurhasan pada hari itu.

Saksi Nurhasan membenarkan bahwa dia didatangi oleh dua orang pria berbadan tegap saat berjaga di pos jaga Rumah Aspirasi.

Nurhasan mengaku tidak mengenal kedua orang tersebut. Kedua orang tersebut juga tidak menyebutkan identitas dan menjelaskan maksud tujuannya saat ditanyai oleh Nurhasan.

Kedua orang itu hanya menyebut nama seseorang, yakni Harun Masiku. Namun, Nurhasan mengaku tidak mengenal dengan Harun Masiku.

Kedua orang tersebut, kata Nurhasan, masuk ke dalam pos tanpa izin dan langsung mengambil handphone milik Nurhasan yang sedang di-charger.

Salah seorang langsung menelepon seseorang menggunakan handphone milik Nurhasan dan meminta Nurhasan untuk berbicara dengan seseorang yang ditelepon itu.

Saat menelepon itu, Nurhasan mengaku tidak mengenal sosok yang sedang berbicara dengan dirinya. Ia hanya diminta untuk bertemu di Jalan Cut Meutya.

Selanjutnya dengan menggunakan sepeda motor dan dikawal oleh kedua orang tersebut yang juga menggunakan sepeda motor, Nurhasan menuju Jalan Cut Meutia.

Saat tiba, Nurhasan ditinggal sendirian. Sedangkan kedua orang tersebut berhenti dari jarak jauh sambil memantau Nurhasan.

Selang waktu sekitar 30 menit, seseorang datang dengan menggunakan mobil dan menyerahkan sebuah tas yang mirip seperti tas laptop kepada Nurhasan.

Pada saat itu, Nurhasan pun tidak mengetahui sosok yang ada di dalam mobil tersebut lantaran dalam mobil dalam kondisi gelap dari cahaya.

Setelah menerima tas itu, Nurhasan kembali jalan dan tak jauh dari lokasi bertemunya itu, kedua orang tersebut langsung mengambil tas yang diterima Nurhasan tadi.

Nurhasan pun mengaku langsung menuju Rumah Aspirasi untuk kembali berjaga di Rumah Aspirasi lantaran sedang tidak ada orang.

Jaksa Takdir akhirnya menunjukkan sebuah foto kepada Nurhasan agar mengingat sosok yang ia telepon dan yang ditemui di Jalan Cut Meutia.

"Izin majelis saya bantu ingatkan saksi ya, saya lihatkan foto. Apakah ini yang memberikan tas di malam itu?," tanya Jaksa Takdir yang memperlihatkan foto Harun Masiku.

"Agak-agak mirip sih pak kayanya pak," jawab Nurhasan.

Selanjutnya, Jaksa Takdir pun membacakan keterangan yang disampaikan Nurhasan kepada penyidik saat menjadi saksi di KPK.

"Izin Majelis ini saksi diawal sudah saya tanyakan sempat di BAP dan tadi sebelum menandatangani dibaca dan diparaf tidak ada tekanan. Izin Majelis ini di BAP saksi di nomor 8 bahwa betul saksi pada saat di penyidik disampaikan bahwa ditanyakan juga bahwa yang ditelepon di malam itu di dalam pos jaga adalah Harun Masiku?" tanya Jaksa Takdir kepada Nurhasan.

"Iya orang dua itu menyebut Pak Harun, tapi kan saya nggak tahu awalnya ketemu sama siapa gitu pak," jawab Nurhasan.

Jaksa Takdir pun kembali menegaskan keterangan saksi yang ada di BAP tersebut.

"Bahwa yang tadi telepon itu setelah di penyidikan bahwa di sini adalah Harun Masiku apakah demikian?" tanya Jaksa Takdir dan diamini oleh Nurhasan.

Tak sampai disitu, Jaksa Takdir pun kembali mempertegas sosok foto Harun Masiku yang ditunjukkan di hadapan Majelis Hakim tersebut merupakan sosok yang bertemu dan memberikan sebuah tas laptop kepada Nurhasan saat di Jalan Cut Meutia.

"Kemudian apakah foto yang saya tunjukkan apakah betul demikian itu juga Harun Masiku yang dimaksud?," tanya Jaksa.

"Kalau dari ini sih agak-agak mirip pak," jawab Nurhasan.

Dalam sidang pemeriksaan saksi ini, Jaksa KPK berencana menghadirkan empat orang saksi. Yakni Kusnadi yang merupakan Staf DPP PDIP, Patrick alias Geri yang merupakan pihak swasta, Moh. Ilham Yulianto yang merupakan supir pribadi Saeful Bahri selaku kader PDIP dan Nurhasan.

Namun demikian, saksi Moh. Ilham Yulianto tidak dapat dihubungi saat persidangan secara telekonferensi. Sehingga, hanya tiga saksi yang bersaksi di persidangan melalui video telekonferensi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA