Sebab, jika dicermati, cara pembelian pesawat di PT Garuda Indonesia hampir sama dengan yang dilakukan semua bank BUMN.
"Bank-bank BUMN banyak juga yang membeli barang khusus teknologi cukup besar dan mahal harganya," kata Presiden Direktur Centre For Banking Crisis, A. Deni Daruri dalam keterangannya
, Selasa (24/1).
Ia mencontohkan, pembelian satelit di BRI senilai 220 juta dolar AS atau berkisar Rp 3 triliun dengan cicilan selama delapan tahun.
"Pembelian ini patut dipertanyakan dan diinvestigasi sejauh mana kapasitas satelit itu digunakan untuk perusahaan, dalam hal ini bank BRI," tegasnya.
Begitu pula Bank Mandiri dalam menyiapkan investasi teknologi informasi senilai 11 juta dolar AS untuk
e-money sampai akhir Desember 2016.
"Belum lagi lima tahun ke belakang Mandiri telah banyak juga membeli barang-barang teknologi untuk menguatkan sistem pembayarannya dengan investasi puluhan juta dolar," imbuhnya.
Lanjut Daruri, berdasarkan analisis CBC, umumnya investasi teknologi di bank-bank BUMN lebih mahal ketimbang di bank-bank swasta. Justru di bank swasta walaupun lebih murah, hasil dari teknologinya memberikan pelayanan dan output yang lebih baik.
"Untuk itu kami berharap KPK mulai menginvestigasi bank-bank bumn yang membeli alat teknologi yang jumlahnya besar," tukasnya
.[wid]
BERITA TERKAIT: