Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengungkapkan, pada 25 November
nanti buruh akan bergabung dalam aksi lanjutan demonstrasi 4 November lalu. Menurutnya aksi yang bakal dilaksanakan di tanggal tersebut sama seperti aksi mogok nasional pada 2013 lalu.
"Kita terkonfirmasi siap, setidaknya hampir 20 provinsi terkonfirmasi siap dan akan ikut. Aksi ini bukan pertama kalinya dan permulaan, kita sudah tiga kali mogok nasional. Mogok nasional yang terbesar itu pada tahun 2013. Jadi kita sudah terlatih untuk mogok nasional," jelas Said dalam jumpa pers Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) di Jalan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta, Senin malam (14/11).
Menurutnya, alasan buruh ikut bergabung dalam demonstrasi besar 25 November mendatang lantaran melihat bahwa unjuk rasa 4 November lalu merupakan gerakan rakyat, dan bukan hanya berfokus pada aksi bela Islam saja. Sebab, buruh menilai, arogansi kekuasaan Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikendalikan oleh pemodal.
"Kenapa demikian, dari awal buruh sudah teriak jangan ada penggusuran karena dalam penggusuran ini kita dengar ada uang. Berarti ini bukan pengusuran yang berdiri sendiri. Sekarang terbukti kan Kampung Akuarium itu jalur sutra untuk reklamasi," beber Said.
Dia menambahkan, arogansi kepemimpinan Ahok sangat berbahaya bagi kehidupan buruh di ibu kota. Sebab, arogansi kekuasaan yang ditunjukkan Ahok tidak tersentuh oleh hukum. Ke depan, para pemilik modal akan menggunakan Ahok untuk melenggangkan kebijakan yang merugikan buruh dan pekerja.
"Ini bagi buruh berbahaya untuk demokrasi. Nanti orang yang tidak bayar upah minimum tidak dipenjara, tidak bayar jaminan sosial tidak dipenjara. Arogansi kekuasaan, sikap buruh ada di situ. Kami resmi siap bergabung dengan resiko apapun," tegas Said.
[wah]
BERITA TERKAIT: