Dukungan itu disampaikan oleh Moeldoko kala membuka Seminar dan Dialog Pemantapan Wawasan Kebangsaan VII yang diselenggarakan Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI), di Gedung Srijaya, Surabaya, Sabtu sore (21/2).
Menurut Panglima, Indonesia sedang berperang dengan narkotika dalam yang telah merusak anak-anak bangsa. Setiap hari 50 orang Indonesia meninggal akibat narkotika.
"Saya selaku Panglima TNI beserta jajaran memberikan support kepada Pemerintah dalam memberi tindakan hukuman mati kepada pelaku, bandar dan pengedar. Jangan ragu-ragu, harus dilaksanakan," tegas Jenderal TNI Moeldoko.
Penegasan yang sama sebelumnya disampaikan Panglima TNI di Mabes TNI Jakarta usai penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan (Jumat, 20/2). Mabes TNI secara khusus bereaksi atas penolakan Pemerintah Australia terhadap rencana eksekusi hukuman mati dua warganya, Andrew Chan dan Myurn Sukumaran.
Saat itu, Moeldoko mengatakan, untuk memperkuat dukungan TNI, dirinya dan para komandan pasukan khusus akan membuat perencanaan yang detail bersama-sama Kejaksaan dan Kementerian Hukum dan HAM. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila ada gangguan-gangguan yang bersifat fisik maupun non fisik.
Unsur intelijen dan alat tempur akan disiagakan agar setiap saat dapat digerakkan. Dia juga meminta para komandan satuan khusus untuk bersiap.
[ald]