Langkah itu, menurut Ketua Umum PPFI, Deddy Mizwar jauh lebih realistis untuk memulihkan ekonomi masyarakat kreatif. Dibandingkan misalnya memberi subsidi pada peredaran film untuk kalangan produser film dan bioskop.
Pasalnya, kata Deddy, di masa pandemi ini masyarakat bukan tak mau menonton film ke bioskop, tetapi masyarakat memang sudah lebih setahun diimbau pemerintah untuk membatasi mobilitas dan berdiam di rumah.
"Jadi, bagaimana pun tingginya tingkat keamanan bioskop serta kualitas filmnya yang luar biasa, namun selama pandemi mengancam, mustahil masyarakat mau mengorbankan kesehatan dan jiwanya," kata Deddy dalam keterangannya, Kamis (25/3).
Untuk sementara ini, lanjutnya, tiada hal yang lebih penting untuk menekan penyebaran Covid-19 selain mematuhi protokol kesehatan.
"Setelah itu baru kita upayakan secara gencar kampanye besar-besaran yang dilakukan bersama-sama antara pemerintah dan insan fim untuk mensosialisasikan nonton aman ke bioskop dengan protokol kesehatan," terangnya.
PPFI, kata Deddy, juga mengingatkan sekaligus mengimbau masyarakat film dan bioskop agar menyadari kesulitan masyarakat dan pemerintah dalam menekan angka korban pandemi Covid-19.
"Membuka mata melihat kerepotan keuangan pemerintah untuk mengatasi dampak pandemi yang menghantam semua sektor. Apalagi saat ini industri film telah mendapatkan peluang untuk bergerak kembali dengan adanya adanya platform digital dan televisi," jelasnya.
“Insentif pajak merupakan salah satu instrumen yang bisa membantu industri, termasuk film dalam masa pademi. Juga pengurangan pajak tontonan film di beberapa daerah menjadi maksimum 10 persen atau selama kurun waktu tertentu ditanggung oleh pemerintah pusat,†lanjut Deddy.
Ditambahkan Sekjen PPFI, Zairin Zain, PPFI menyerukan kepada seluruh masyarakat film lebih mengutamakan berpartisipasi menekan angka penularan virus dengan mematuhi protokol kesehatan sehingga dalam waktu tidak lama semua masyarakat kembali beraktifitas normal.
Sehingga, seluruh insan kreatif datat kembali berkarya dan publik pun kembali menikmati karya-karya mereka di pentas-pentas seni, gedung konser dan gedung bioskop.
"Mustahil memimpikan keadaan normal yaitu penonton kembali menyerbu bioskop untuk memenuhi kebutuhan hiburannya seperti di zaman normal, jika pandemi belum terkendali," demikian Zairin Zain.
BERITA TERKAIT: