Dikutip dari
Al-Jazeera, Jumat 3 Oktober 2025, peristiwa itu terjadi pada Rabu di kota kecil Leqliaa, dekat Agadir, ketika pasukan keamanan menembaki demonstran.
Kementerian Dalam Negeri Maroko mengklaim korban tewas karena mencoba merebut senjata polisi. Namun, tidak ada saksi yang bisa menguatkan pernyataan itu.
Selain korban tewas, ratusan orang terluka, dan Asosiasi Hak Asasi Manusia Maroko menyebut ada sekitar 1.000 orang ditangkap sejak aksi protes dimulai.
Perdana Menteri Aziz Akhannouch pada Kamis menyatakan dirinya terbuka untuk berdialog demi menghentikan gelombang protes yang makin keras.
Aksi ini digerakkan oleh kelompok pemuda anonim bernama GenZ 212, yang mengorganisir aksi lewat media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Discord.
Mereka menyoroti penggunaan dana besar untuk pembangunan stadion Piala Dunia 2030, sementara sekolah dan rumah sakit di negara itu masih kekurangan anggaran. Salah satu slogan populer yang digaungkan berbunyi: “Stadion sudah ada, tapi di mana rumah sakitnya?”
BERITA TERKAIT: