Perubahan nama ini akan mengembalikan sebutan yang pernah digunakan sejak awal berdirinya Amerika, sebelum resmi diganti pada 1949 setelah Perang Dunia II.
“War Department terdengar lebih baik bagi saya,” kata Trump kepada wartawan di Oval Office bulan lalu.
Seorang pejabat Gedung Putih yang tidak berwenang berbicara secara publik mengonfirmasi rencana tersebut kepada
NPR.
Dalam dokumen resmi yang dirilis, dijelaskan bahwa nama “Department of War” akan menjadi secondary title untuk DoD.
Pejabat pertahanan juga diperbolehkan mengganti kata "defense” dengan “war” dalam jabatannya. Misalnya, Menteri Pertahanan dapat menyebut dirinya sebagai Secretary of War.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth tampak mengakui perubahan itu lewat unggahan di media sosial pada Kamis, 4 September 2025 dengan menulis singkat, “Departement of War.”
Sejak berdirinya negara, urusan militer memang berada di bawah War Department. Namun, pada 1949 Presiden Harry Truman mendorong perubahan nama menjadi Departemen Pertahanan untuk menyatukan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara dalam satu lembaga.
Meski demikian, perubahan nama skala besar ini bisa menimbulkan biaya besar.
Sebagai perbandingan, pada 2023 seorang pejabat Angkatan Darat mengatakan kepada Kongres bahwa sekadar mengganti nama sembilan pangkalan militer saja memakan biaya 39 juta dolar AS.
BERITA TERKAIT: