Dalam pernyataan yang dirilis melalui platform Truth Social pada Minggu, 27 Juli 2025, Trump mengatakan bahwa kedua negara Asia Tenggara itu menginginkan perdamaian dan telah menyatakan niat untuk kembali ke meja perundingan, meski proses resmi belum dimulai.
Ia juga menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan melanjutkan negosiasi dagang apa pun selama konflik bersenjata masih berlangsung.
“Kedua Pihak menginginkan Gencatan Senjata dan Perdamaian segera. Mereka juga ingin kembali ke ‘Meja Perundingan’ dengan Amerika Serikat, yang menurut kami tidak pantas dilakukan sampai pertempuran berhenti,” tulis Trump, seperti dimuat
Reuters.
Trump, yang saat ini berada di Skotlandia, memperingatkan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai agar tidak melanjutkan konflik lebih jauh, jika tidak ingin merusak peluang kerja sama ekonomi dengan Washington.
“Ketika semuanya selesai, dan Perdamaian sudah di depan mata, saya berharap dapat menyelesaikan Perjanjian Perdagangan kita dengan keduanya!” tambahnya.
Trump juga membandingkan konflik tersebut dengan ketegangan antara India dan Pakistan, yang menurutnya berhasil diredakan awal tahun ini berkat keterlibatan dirinya.
“Banyak orang tewas dalam Perang ini, tetapi ini sangat mengingatkan saya pada Konflik antara Pakistan dan India, yang berhasil dihentikan,” kata Trump .
“Kami sedang berunding tentang Perdagangan dengan kedua Negara, tetapi tidak ingin membuat Kesepakatan apa pun dengan salah satu Negara, jika mereka sedang berperang. Dan saya telah memberi tahu mereka!" tambahnya.
Trump menutup pernyataannya dengan menyebut konflik Thailand-Kamboja sebagai situasi kompleks yang membutuhkan penyelesaian segera, sembari mengklaim keterlibatannya sebagai bagian dari upaya global untuk meredakan ketegangan.
BERITA TERKAIT: