Kabar duka itu dikonfirmasi oleh keluarganya melalui sebuah pernyataan emosional di media sosial.
“Dengan sangat sedih, kami sampaikan bahwa dia tidak selamat. Kami tetap sangat berterima kasih atas semua doa, pesan kasih sayang, dan dukungan yang telah kami terima," tulis pihak keluarga, seperti dimuat
BBC pada Rabu, 25 Juni 2025.
Juliana Marins diketahui sedang melakukan perjalanan keliling Asia Tenggara dan tiba di Pulau Lombok setelah mengunjungi Thailand dan Vietnam.
Ia mendaki Gunung Rinjani, gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia, bersama lima teman dan seorang pemandu pada Sabtu pagi, sekitar pukul 06.30 waktu setempat.
Menurut keterangan otoritas taman nasional dan rekan pendaki, Marins terjatuh dari tebing curam yang mengelilingi jalur pendakian di sekitar kawah gunung.
“Medannya licin, pendakiannya sangat sulit, dan jarak pandang buruk,” kata seorang anggota kelompok kepada stasiun TV Brasil.
Meski sempat selamat dari jatuh pertama, dan terdengar berteriak minta tolong, cuaca buruk serta medan ekstrem membuat upaya penyelamatan sangat sulit.
Drone yang digunakan pun kesulitan mendeteksi keberadaannya karena kabut tebal dan keterbatasan visibilitas.
“Pada Minggu pagi, rekaman drone menunjukkan bahwa dia tidak lagi berada di lokasi sebelumnya. Kabut tebal menghambat penggunaan drone termal, dan dia tidak merespons panggilan tim penyelamat," kata otoritas taman.
Setelah sempat dilacak kembali pada Senin, 22 Juni 2025, tim penyelamat harus menghentikan upaya karena cuaca yang memburuk. Keluarga mengatakan bahwa Marins tampaknya jatuh lebih jauh dari lokasi awal.
Akhirnya pada Selasa, 24 Juni 2025, tim berhasil mencapai lokasi tubuhnya setelah turun sekitar 600 meter ke dalam jurang.
Namun, kondisi cuaca yang masih tidak mendukung membuat evakuasi jasad belum bisa dilakukan, menurut pernyataan Badan Pencarian dan Penyelamatan Indonesia.
“Kami akan melanjutkan upaya pengambilan jenazah pada Rabu pagi,” kata Mohammad Syaffi, Kepala Pencarian dan Penyelamatan, yang juga menyebutkan bahwa total 50 orang terlibat dalam misi penyelamatan ini.
Gunung Rinjani, yang menjulang setinggi 3.726 meter, dikenal sebagai destinasi populer bagi pendaki dari seluruh dunia.
Namun, rutenya yang menantang dan kondisi cuaca yang tidak menentu sering kali meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pendaki yang kurang berpengalaman atau tanpa persiapan matang.
BERITA TERKAIT: