"Trump, yang datang sebagai presiden pembawa damai, telah memulai perang baru bagi AS," ujar mantan Presiden Rusia yang datang ini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Medvedev, dalam pernyataan pada Minggu malam waktu Moskow, 22 Juni 2025.
Ia bahkan mengkritisi upaya Pakistan menominasikan nama Trump untuk meraih Penghargaan Nobel Perdamaian.
“Dengan keberhasilan semacam ini, Trump tidak akan memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian," tambahnya, seperti dimuat
Reuters.
Medvedev menilai bahwa alih-alih melemahkan rezim Iran, tindakan Trump akan memicu konsolidasi masyarakat di sekitar Khamenei.
"Rezim politik Iran telah dipertahankan, dan sangat mungkin telah menjadi lebih kuat. Orang-orang berkonsolidasi di sekitar kepemimpinan spiritual, bahkan mereka yang tidak bersimpati padanya," tegasnya.
Lebih lanjut, Medvedev mengatakan bahwa infrastruktur nuklir Iran tampaknya tetap utuh meskipun menjadi target serangan AS. Ia juga memperingatkan bahwa Washington kini menghadapi risiko terseret ke dalam operasi darat yang lebih dalam.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap semangat Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT).
"Sudah jelas bahwa eskalasi yang berbahaya telah dimulai, yang sarat dengan pelemahan lebih lanjut terhadap keamanan regional dan global. Risiko konflik yang menyebar di Timur Tengah, yang sudah dilanda berbagai krisis, telah meningkat secara signifikan," bunyi pernyataan resmi tersebut.
Presiden Vladimir Putin sebelumnya telah menawarkan diri sebagai penengah antara Washington dan Teheran, meski ia menolak mengomentari kemungkinan AS dan Israel akan membunuh Khamenei.
Putin menyebut Israel telah memberikan jaminan bahwa spesialis Rusia yang sedang membangun dua reaktor nuklir di Bushehr tidak akan menjadi sasaran dalam serangan udara.
Di dalam negeri, sejumlah suara nasionalis dan tokoh konservatif menyerukan Rusia untuk meningkatkan dukungannya terhadap Iran, meniru bantuan militer dan intelijen yang diberikan AS kepada Ukraina.
"Sudah waktunya bagi kita untuk membantu Teheran. Dan pada saat yang sama, untuk menawarkan bantuan diplomatik kepada Amerika Serikat dan Iran dalam negosiasi perdamaian dengan menunjuk utusan khusus untuk ini. Dua pihak dapat bermain dalam permainan ini," kata pengusaha Rusia Konstantin Malofeyev.
Igor Girkin, tokoh nasionalis yang saat ini dipenjara, memperingatkan bahwa tanpa dukungan dari Rusia dan Tiongkok, Iran dapat menghadapi kehancuran total.
"Jika Iran tidak menerima dukungan yang diperlukan dari sekutunya, Rusia dan China, dan dukungan yang sangat serius dan signifikan, maka kemungkinan besar, dalam waktu satu bulan, musuh-musuhnya akan mencapai ini," tulisnya di Telegram.
BERITA TERKAIT: