Mengutip laporan
Anadolu Ajansi pada Minggu, 1 Juni 2025, militer Israel menyatakan mereka menargetkan komponen rudal permukaan-ke-udara dan fasilitas penyimpanan senjata yang berisi rudal pesisir.
Israel mengklaim target tersebut menimbulkan ancaman terhadap kebebasan navigasi maritim internasional dan Israel.
Sumber dari kantor berita resmi Suriah, SANA, mengungkapkan bahwa jet tempur Israel meluncurkan tiga serangan udara yang menghantam beberapa titik di pedesaan Latakia dan Tartus.
Salah satu serangan terjadi di area antara desa Zama dan Burj Islam di Latakia selatan, yang menewaskan seorang warga sipil. Serangan lain menghantam pinggiran pelabuhan Tartus, menyebabkan kerusakan properti.
“Pesawat-pesawat tempur Israel menyerang fasilitas penyimpanan senjata di wilayah Tartus dan Latakia. Sayangnya, seorang warga sipil menjadi korban jiwa akibat serangan di dekat Burj Islam,” ungkap sumber militer Suriah kepada SANA.
Serangan ini merupakan yang pertama sejak 3 Mei lalu, setelah beberapa minggu relatif tenang. Sejak jatuhnya mantan pemimpin rezim Bashar al-Assad pada Desember lalu, Israel telah beberapa kali melancarkan serangan udara di wilayah Suriah, khususnya yang dianggap sebagai jalur suplai senjata untuk milisi-milisi yang memusuhi Israel.
Menariknya, serangan ini terjadi di tengah upaya pemulihan hubungan antara Suriah dan Amerika Serikat.
Baru-baru ini, AS mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Suriah dan menunjuk Thomas Barrack sebagai Utusan Khusus untuk Suriah.
Hingga kini, pemerintah Suriah belum memberikan komentar resmi terkait serangan terbaru dari Israel.
Pihak Israel menegaskan bahwa operasi ini adalah bagian dari langkah pencegahan untuk melindungi kepentingan keamanan nasional mereka.
“Kami tidak akan mentoleransi ancaman terhadap kebebasan navigasi kami maupun stabilitas regional,” ujar seorang juru bicara militer Israel.
Ketegangan di kawasan ini diprediksi akan terus meningkat, mengingat Israel juga masih menduduki Dataran Tinggi Golan Suriah sejak 1967, sebuah isu yang terus menjadi sumber ketegangan antara kedua negara.
BERITA TERKAIT: