Microsoft Ngaku Sediakan Layanan AI dan Cloud untuk Militer Israel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Minggu, 18 Mei 2025, 15:47 WIB
Microsoft Ngaku Sediakan Layanan AI dan Cloud untuk Militer Israel
Ilustrasi/Net
rmol news logo Perusahaan teknologi raksasa Microsoft mengonfirmasi bahwa perusahaan mereka telah menyediakan layanan kecerdasan buatan (AI) dan cloud kepada Kementerian Pertahanan Israel (IMOD). 

Pengakuan itu cukup mengejutkan di tengah sorotan global terhadap peran perusahaan teknologi dalam konflik bersenjata, khususnya agresi militer Israel di Gaza.

Microsoft secara terbuka mengakui bahwa mereka memang memiliki hubungan komersial dengan IMOD, mencakup penyediaan perangkat lunak, layanan profesional, serta layanan cloud dan AI, termasuk fitur penerjemahan bahasa.

Namun, perusahaan menegaskan bahwa mereka tidak memiliki visibilitas langsung terhadap bagaimana produk mereka digunakan oleh pelanggan. 

Operasi cloud untuk IMOD, klaim Microsoft, juga dijalankan melalui kontrak dengan penyedia selain Microsoft sendiri.

Microsoft menyebut pihaknya telah melakukan tinjauan internal serta menunjuk pihak ketiga independen untuk menyelidiki lebih lanjut.

Hasil tinjauan tersebut, yang melibatkan wawancara puluhan karyawan dan penelaahan dokumen internal, menurut Microsoft tidak menemukan bukti bahwa produk Azure dan AI mereka digunakan untuk menyerang atau menyakiti warga sipil di Gaza.

"Kami menanggapi kekhawatiran ini dengan serius,” tegas Microsoft, seperti dimuat Anadolu Ajansi pada Minggu, 18 Mei 2025. 

Microsoft juga mengakui memberikan "dukungan darurat terbatas" kepada pemerintah Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. 

Perusahaan mengklaim bahwa bantuan itu difokuskan untuk menyelamatkan sandera. Beberapa permintaan disebut Microsoft telah disetujui, sementara lainnya ditolak. 

"Kami yakin perusahaan mengikuti prinsip-prinsipnya secara matang dan hati-hati, untuk membantu menyelamatkan nyawa para sandera sekaligus menghormati privasi dan hak-hak warga sipil lainnya di Gaza,” tambah pernyataan itu.

Menanggapi tuduhan bahwa Microsoft turut membangun perangkat militer, perusahaan membantah keras. 

“Microsoft tidak membuat atau menyediakan aplikasi pengawasan atau pertempuran untuk IMOD,” tegas mereka, dengan menambahkan bahwa perangkat lunak militer biasanya dibangun sendiri atau didapat dari penyedia pertahanan khusus.

Microsoft menutup pernyataan tersebut dengan menegaskan bahwa produk-produknya diatur oleh Kebijakan Penggunaan yang Dapat Diterima dan Kode Etik AI, yang melarang penggunaan untuk menyebabkan kerugian.

“Berdasarkan semua yang kami ketahui saat ini, kami yakin Microsoft telah mematuhi komitmen ini di Israel dan Gaza,” pungkas perusahaan.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA