Alih-alih menaikkan tarif serupa, ASEAN memilih menjalin dialog terbuka dan konstruktif dengan AS untuk menyelesaikan isu-isu perdagangan yang sedang memanas. Keputusan ini disampaikan dalam pernyataan bersama para menteri ekonomi ASEAN di Kuala Lumpur, Kamis, 10 April 2025.
"Komunikasi dan kolaborasi terbuka sangat penting untuk memastikan hubungan seimbang dan berkelanjutan. Dengan semangat itu, ASEAN berkomitmen tidak mengenakan tindakan balasan sebagai tanggapan atas tarif AS," demikian pernyataan resmi para menteri, dikutip dari
Free Malaysia.
Keputusan ini diambil di tengah ketidakpastian global yang dipicu kebijakan tarif tinggi dari AS, termasuk terhadap China. Langkah tersebut telah memicu gejolak pasar keuangan secara signifikan, mulai dari hilangnya triliunan Dolar dalam nilai saham global hingga menimbulkan kekhawatiran resesi dunia.
Trump baru-baru ini mengumumkan penundaan kenaikan tarif selama 90 hari. Namun ia akan tetap memberlakukan tarif dasar 10 persen terhadap puluhan negara dan menaikkan tarif impor 125 persen untuk China.
Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, menilai ketidakpastian kebijakan perdagangan dari AS akan terus memengaruhi kondisi global, termasuk stabilitas kawasan ASEAN.
Para menteri ASEAN menilai pemberlakuan tarif dapat mengganggu arus perdagangan dan investasi serta merusak rantai pasokan regional dan global. Dampaknya dirasakan tidak hanya oleh negara-negara ASEAN, tetapi juga konsumen dan pelaku usaha di AS.
Kenaikan tarif impor juga berpotensi menghambat kemajuan ekonomi kawasan serta mengancam stabilitas ekonomi dan keamanan regional, mengingat AS merupakan investor asing terbesar dan mitra dagang terbesar kedua bagi ASEAN pada tahun lalu.
Meski demikian, ASEAN tetap menganggap AS sebagai mitra ekonomi penting dan berharga. Mereka menyatakan komitmen untuk menjaga kepentingan ekonomi kawasan dan memperkuat hubungan perdagangan yang saling menguntungkan dengan Washington.
ASEAN juga menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama lebih erat di bawah kerangka perjanjian perdagangan dan investasi ASEAN-AS guna mencari solusi bersama atas berbagai tantangan global.
“ASEAN percaya kerangka kerja sama ekonomi ASEAN-AS yang ditingkatkan akan berkontribusi pada kemakmuran rakyat kita dan ekonomi global yang lebih luas,” demikian keterangan para menteri ekonomi ASEAN.
Langkah tersebut termasuk peningkatan konektivitas rantai pasokan, pemanfaatan teknologi digital, dan pendalaman kemitraan strategis bertujuan untuk memastikan hubungan ekonomi yang kuat dan berorientasi masa depan.
“Kerangka kerja seperti itu akan memperkuat keterlibatan yang konstruktif, mendorong rantai pasokan regional, dan mendorong inisiatif inovatif untuk memastikan hubungan ekonomi tangguh, aman, stabil, dan saling menguntungkan,” tutup pernyataan tersebut.
BERITA TERKAIT: