Pelantikan Maduro menandai akhir dari perselisihan hasil pemilu yang berlangsung sejak 28 Juli 2024.
Upacara pelantikan digelar secara sederhana di sebuah ruangan kecil di Majelis Nasional, berbeda dengan pelantikan sebelumnya yang berlangsung megah di aula utama gedung itu.
Presiden Majelis Nasional, Jorge Rodríguez, memimpin prosesi, mengenakan selempang kepresidenan pada Maduro di tengah tepuk tangan dari hadirin.
Dalam pidato perdananya, Maduro menegaskan bahwa kekuasaan yang dipegangnya adalah hasil kehendak rakyat Venezuela.
“Kekuasaan ini tidak diberikan oleh pemerintah asing, presiden asing, atau pemerintah gringo," kata Rodríguez.
Upacara pelantikan Maduro dihadiri sejumlah kepala negara sahabat Venezuela seperti Presiden Nikaragua Daniel Ortega dan Presiden Kuba Miguel Díaz-Canel.
Pelantikan berlangsung lancar tanpa gangguan dari kelompok oposisi yang sebelumnya mengancam akan melakukan perlawanan dan melantik kandidat yang menurut mereka memenangkan pemilihan presiden, Edmundo González.
Edmundo González yang pernah menjadi duta besar Venezuela untuk Argentina dan Aljazair itu kini berada di Madrid, Spanyol.
Edmundo González sempat dikatakan akan kembali ke Venezuela untuk dilantik oleh para pendukungnya. Namun sampai pelantikan Maduro ia tidak kunjung menampakkan batang hidung.
Aksi kelompok oposisi yang dipimpin Maria Corina Machado sehari sebelum pelantikan Maduro hanya diikuti oleh sedikit massa. Tidak seperti sesumbar yang disampaikan sebelumnya.
Kelompok oposisi mengklaim polisi sempat menangkap Maria Corina Machado di tengah aksi dan menginterogasinya. Namun pihak keamanan membantah kabar itu.
BERITA TERKAIT: