Komite Investigasi Rusia mengatakan bahwa alat peledak itu telah ditanam di sekuter depan pintu masuk kompleks perumahan.
"Jenderal Igor Kirillov tewas bersama seorang ajudannya setelah alat peledak yang ditanam di skuter meledak pada Selasa pagi di dekat pintu masuk sebuah gedung perumahan," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat
Reuters.
Seorang pejabat dinas keamanan Ukraina, yang dikenal sebagai SBU, mengatakan pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim menyebut pembunuhan terhadap Kirillov sah dilakukan karena dia telah banyak mendukung perang Rusia di Ukraina.
"SBU menganggap Jenderal Kirillov sebagai target yang sah," ungkap sumber tersebut.
Sehari sebelum pembunuhannya, SBU telah mendakwa Jenderal Kirillov secara in absentia, dengan mengatakan bahwa ia bertanggung jawab atas penggunaan senjata kimia terlarang secara besar-besaran di Ukraina.
Divisi yang diawasinya melaksanakan tugas-tugas khusus, termasuk melindungi pasukan Rusia saat senjata kimia dan nuklir digunakan.
Menurut biografi yang diterbitkan oleh
RIA Novosti, Jenderal Kirillov adalah kepala pasukan pertahanan radioaktif, kimia, dan biologi Rusia. Ia membantu mengembangkan peluncur roket termobarik, TOS-2.
Kirillov juga merupakan pemain dalam kampanye propaganda Rusia terhadap Ukraina dan Barat, sering kali menyampaikan klaim yang tidak berdasar kepada media berita.
Misalnya, pada tahun 2023, ia mengatakan bahwa AS berencana menggunakan pesawat nirawak yang dirancang untuk menyebarkan nyamuk yang terinfeksi.
Kirillov pernah mengklaim bahwa pasukan Rusia telah menemukan laboratorium produksi senjata kimia di dekat Avdiivka, kota Ukraina yang direbut pasukan Moskow pada bulan Februari.
BERITA TERKAIT: