Yang Mulia Ina Lepel yakin, hubungan baik itu akan terus terjalin dengan baik dan semakin kuat.
Di arena resepsi juga digelar pameran yang diikuti sejumlah lembaga dan organisasi Jerman di Indonesia seperti Friedrich Naumann Stiftung (FNF) dan Friedrich Ebert Stiftung, serta berbagai penyedia jasa pendidikan dan beasiswa.
Dalam resepsi yang dihadiri ratusan undangan dari kalangan diplomat, dunia usaha, akademisi, praktisi berbagai bidang, dan mahasiswa, pemerintah Indonesia diwakili Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kuhutanan Alue Dohong.
Dalam sambutannya, Alue Dohong mengatakan, walau hubungan diplomatik kedua negara dimulai pada 1952, namun sesungguhnya masyarakat kedua negara telah saling mengenal sejak abad ke-19 silam. Dia menyebutkan, perusahaan komunikasi dari Jerman, Siemens, didirikan pada tahun 1854 di kepulauan nusantara yang kemudian menjadi Indonesia.
“Kerjasama ekonomi merupakan prioritas hubungan kedua negara,” ujarnya.
Alue Dohong juga menyinggung dokumen “
German-Indonesian Joint Declaration for a Comprehensive Partnership: Shaping Globalization and Sharing Responsibility” yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kanselir Angela Merkel dalam pertemuan di Jakarta pada tanggal 10 Juli 2012.
Di dalam dokumen itu disebutkan bahwa Indonesia dan Jerman menyepakati penguatan kerjasama ekonomi baik perdagangan maupun investasi, pendidikan, riset dan teknologi, kesehatan, industri pertahanan, industri makanan, dan transportasi.
Sementara dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Berlin pada 17 dan 18 April 2016 telah ditandatagani dokumen untuk memperkuat komitmen kemitraan strategis atau
stepping up strategic partnership yang fokus di tiga bidang yaitu pendidikan vokasi, energi terbarukan, dan kerjasama maritim.
“Jerman merupakan salah satu partner dagang utama Indonesia. Di tahun berjalan ini volume perdagangan kedua negara tercatat 7,1 miliar dolar AS,” ujarnya lagi sambil menambahkan investasi Jerman di Indonesia juga cukup signifikan.
Setelah sambutan Dubes Ina Lepel dan Alue Dohong, kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan kue. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang juga hadir dalam resepsi ikut memotong kue bersama Ina Lepel dan Alue Dohong.
Tentang Hari Persatuan JermanHari Persatuan Jerman adalah hari di mana Republik Demokratik Jerman atau Jerman Timur yang sebelumnya merupakan satelit Uni Soviet bergabung dengan Republik Federasi Jerman atau Jerman Barat pada 3 Oktober 1990, dan menggantikan hari nasional sebelumnya yang merujuk pada hari persatuan Jerman Barat pada 17 Juni 1954.
Proses penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur di penghujung era Perang Dingin dimulai setelah Tembok Berlin yang memisahkan keduanya sejak 1961 diruntuhkan pada 9 November 1989. Walau cukup mengandung nilai sejarah yang penting, tetapi tanggal 9 November ini tidak dipilih sebagai hari nasional bagi Jerman bersatu yang baru.
Kelihatannya keputusan tidak menggunakan tanggal 9 November sebagai hari nasional dikarenakan pada tanggal itu ada sejumlah peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu.
Misalnya, di tahun 1918. Setelah tanda-tanda kekalahan Jerman dalam Perang Dunia Pertama semakin terlihat nyata, dan sebelum Kaisar Wilhem II mengangkat bendera putih dan menyerahkan pemerintahan pada politisi Partai Sosialis Demokrat (PSD) Friedrich Ebert, perpecahan di kalangan kelompok politik anti-monarki mulai terjadi.
Pada tanggal 9 November 1918 dari jendela gedung parlemen Reichstag, salah seorang politisi senior PSD Philipp Scheidemann memproklamasikan berdirinya “Republik Jerman”. Beberapa jam kemudian giliran pemimpin Spartakusbund yang berhaluan kiri revolusioner, Karl Liebknecht, memproklamasikan “Republik Sosialis Bebas” dari balkon Istana Berlin.
Lima tahun kemudian, 9 November 1923, upaya perebutan kekuasaan yang dilakukan Partai Pekerja Nasionalis Sosialis Jerman sehari sebelumnya berhasil dipatahkan. Sang pemimpin kudeta, Adolf Hitler, ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara selama lima tahun. Karena dinilai bertingkah laku baik selama masa hukuman, hanya sembilan bulan sejak dijebloskan ke balik jeruji Hitler dibebaskan.
Sepuluh tahun kemudian, pada 9 November 1933, Nazi Jerman melakukan kekerasan secara massal terhadap warga keturunan Yahudi. Setidaknya 400 orang Yahudi tewas dalam peristiwa yang dikenal dengan nama Kristallnacht atau Malam Kristal. Sehari kemudian, tidak kurang dari 30 ribu keturunan Yahudi dimasukkan ke berbagai kamp konsentrasi.
Peristiwa penting lain tanggal 9 November terjadi tahun 1967. Ketika upacara pelantikan rektor Universitas Hamburg sedang berlangsung, kelompok mahasiswa sayap kiri membentangkan spanduk bertuliskan “Unter den Talaren-Muff von 1000 Jahren” atau “Di Balik Jubah-Pengapnya 1.000 Tahun” yang kemudian menjadi simbol protes yang meluas.
Di tanggal 9 November 1968, kelompok kiri ekstrem Tupamaros memasang bahan peledak di Pusat Komunitas Yahudi di Berlin. Bom ini tidak meledak.
Hal lain yang membuat tanggal 9 November tidak dipilih sebagai hari nasional Jerman karena bertepatan dengan hari kematian tokoh Rote Armee Fraktion atau Red Army Faction, Holger Meins, di tahun 1974. Meins meninggal dunia setelah melakukan mogok makan selama 58 hari.
RAF juga dikenal sebagai Baader-Meinhof-Gruppe, kelompok fasis kiri yang kerap melakukan kekerasan dan teror untuk mencapai tujuan politik mereka.
BERITA TERKAIT: