Pemerintah setempat mencatat kematian akibat topan tersebut hingga Kamis (12/9), telah mencapai 179 orang dan 145 lainnya masih dinyatakan hilang.
Sungai meluap hebat di dekat Sungai Merah sejak hari Sabtu (7/9), ribuan warga yang tinggal di sekitarnya terpaksa dievakuasi.
"Rumah saya sekarang menjadi bagian dari sungai," kata Nguyen Van Hung (56 tahun) yang tinggal di lingkungan di tepi Sungai Merah.
Perusahaan listrik milik negara Vietnam, EVN pada Rabu (11/9) terpaksa memutus aliran listrik dari beberapa bagian ibu kota yang terendam banjir karena masalah keselamatan.
Direktur Pusat Nasional Prakiraan Hidro-Meteorologi, Mai Van Khiem mengatakan saat ini debit air di Sungai Merah mengalami lonjakan tertinggi dalam dua dekade, tetapi dalam dua hari diperkirakan akan menurun.
Beberapa sekolah di Hanoi telah meminta siswa untuk tinggal di rumah selama sisa minggu ini, sementara ribuan penduduk di daerah dataran rendah telah dievakuasi.
"Orang-orang bergerak dengan panik, memindahkan sepeda motor mereka, memindahkan barang-barang," kata juru bicara Carlota Torres Lliro, seperti dimuat
Fox News.Yagi mendatangkan malapetaka di banyak pabrik dan membanjiri gudang-gudang di pusat-pusat industri berorientasi ekspor pesisir di sebelah timur Hanoi.
Pabrik-pabrik penting itu tutup dan beberapa pabrik diperkirakan baru akan kembali beroperasi penuh setelah berminggu-minggu.
Gangguan tersebut mengancam rantai pasokan global karena Vietnam menjadi tuan rumah bagi operasi-operasi besar perusahaan multinasional yang sebagian besar mengirim barang ke Amerika Serikat, Eropa, dan negara-negara maju lainnya.
Di antara pabrik-pabrik yang terletak di pinggiran kota berpenduduk sekitar 400.000 jiwa, terdapat fasilitas besar untuk Samsung Electronics, yang mengirimkan sekitar setengah dari telepon pintarnya ke seluruh dunia dari Vietnam.
BERITA TERKAIT: