Dalam pidatonya, Zelensky menyatakan bahwa senjata itu lebih cepat dan kuat dari drone biasa, serta berhasil digunakan untuk menyerang target di Rusia. Tetapi dia tidak menyebutkan di mana.
"Musuh kita akan tahu cara Ukraina membalas dendam. Bermartabat, simetris, dan jarak jauh," ujarnya, seperti dikutip dari
Reuters pada Minggu (25/8).
Di saat yang sama, Zelensky juga menyampaikan ejekan terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin yang dinilai sudah terlalu tua untuk memimpin, mengingat dia sudah berusia 71 tahun.
"Pria tua bangka berpenyakit dari Lapangan Merah terus mengancam semua orang dengan nuklir," kata dia.
Lebih lanjut Zelensky menjelaskan alasan mengapa senjata itu diberina nama Palianytsia.
Dikatakan bahwa orang-orang Ukraina biasa menyebut kata "Palianytsia", tetapi terlalu sulit diucapkan oleh orang-orang Rusia.
Kata itu terkadang digunakan dengan nada bercanda, selama perang sebagai cara untuk membedakan orang-orang Ukraina dan Rusia.
"Akan sangat sulit bagi Rusia, bahkan sulit untuk mengucapkan apa sebenarnya yang telah menghantamnya," kata Zelensky tentang rudal pesawat nirawak tersebut.
Di hari kemerdekaan Ukraina tersebut, Zelensky meratifikasi Statuta Roma, yang membuka jalan bagi Ukraina untuk bergabung dengan Mahkamah Pidana Internasional, salah satu dari banyak langkah yang diperlukan untuk bergabung dengan Uni Eropa, aksesi yang dipandang Kyiv sebagai prioritas.
Ia juga menandatangani undang-undang yang melarang kegiatan kelompok agama yang terkait dengan Rusia, yang menciptakan instrumen hukum bagi pemerintah untuk melarang cabang Gereja Ortodoks yang dianggap terkait dengan Rusia.
Ukraina dan Rusia juga mengatakan bahwa mereka masing-masing telah mengamankan pembebasan 115 tawanan perang dalam sebuah pertukaran.
BERITA TERKAIT: