Pemerintah Indonesia mengecam keras pelaku pembunuhan Haniyeh yang saat itu tengah menjadi tamu di pelantikan presiden terpilih Iran Masoud Pezeshkian pada Rabu (31/7).
"Indonesia kecam pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik HAMAS di Tehran, Iran," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri RI di akun X-nya.
Menurut Indonesia, serangan terhadap petinggi Hamas merupakan tindakan provokatif yang mampu memperluas konflik di Timur Tengah.
"Tindakan tersebut merupakan tindakan provokatif yang dapat tingkatkan eskalasi konflik di kawasan dan merusak proses negosiasi yang terus diupayakan," tegasnya.
Dalam sebuah pernyataan resmi pada Rabu (31/7), Hamas mengatakan Haniyeh tewas di kedimannya di Teheran tak lama setelah menghadiri pelantikan Pezeshkian.
Hamas menyebut Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian Haniyeh.
"Saudara pemimpin, syahid, Mujahid Ismail Haniyeh, meninggal akibat serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran, setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran," ungkap Hamas di Telegram.
Perburuan terhadap pimpinan Hamas telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan pada bulan April, tiga putra Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza.
Kepala badan intelijen Mossad Israel bersumpah akan membunuh Haniyeh setelah serangan teroris Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.200 orang dan mengakibatkan penculikan 250 orang.
Sementara Haniyeh sebelum meninggal menegaskan bahwa Hamas tidak akan menyerah di bawah tekanan Israel.
BERITA TERKAIT: