Wakil Sekretaris Jenderal Komite Sentral Fatah Sabri Saidam mengatakan bahwa pertemuan dua partai Palestina itu akan dilakukan di Beijing pada 20-21 Juli mendatang.
Dikatakan Saidam, delegasi Fatah akan dipimpin oleh ketua Mahmud Alul. Sementara Hamas akan dipimpin oleh Ismail Haniyeh.
Sementara pihak China mengaku belum bisa memberikan rincian lebih lanjut terkait rencana pertemuan tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menegaskan bahwa negaranya bersedia mengembangkan dialog dan rekonsiliasi, menyediakan platform dan menciptakan peluang bagi semua pihak dalam masalah Palestina.
"China selalu mendukung semua pihak di Palestina untuk mencapai rekonsiliasi dan persatuan melalui dialog dan negosiasi,” tegasnya, seperti dimuat
Reuters pada Selasa (16/7).
Kedua partai ini telah menjadi rival sengit sejak pejuang Hamas mengusir Fatah dari Jalur Gaza setelah bentrokan mematikan pada 2006.
Gerakan sekuler Fatah mengendalikan Otoritas Palestina, yang memiliki sebagian kendali administratif di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Beberapa upaya rekonsiliasi telah gagal, namun seruan meningkat sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu perang Gaza, dengan kekerasan juga meningkat di Tepi Barat tempat Fatah bermarkas.
China memposisikan dirinya sebagai aktor yang lebih netral dalam konflik Israel-Palestina dibandingkan saingannya Amerika Serikat, dan menganjurkan solusi dua negara sambil juga menjaga hubungan baik dengan Israel.
BERITA TERKAIT: