Dari 79 persen suara yang dihitung, Kagame mendapat 99 persen suara. Perolehan tersebut sama dengan dukungan yang ia terima ketika memenangkan pemilu tahun 2017 lalu.
"Presiden Rwanda Paul Kagame telah memenangkan pemilihan presiden di negaranya dengan 99 persen suara," ungkap laporan
VOA pada Selasa (6/7).
Kagame, yang pertama kali terpilih sebagai presiden pada tahun 2000, menghadapi dua kandidat lainnya: Frank Habineza dari Partai Hijau Demokrat dan Philippe Mpayimana dari independen.
Habineza berada di posisi kedua dengan 0,53 persen suara, sedangkan Mpayimana memperoleh 0,32 pesen.
Beberapa kandidat lainnya, termasuk beberapa kritikus Kagame yang paling vokal, dilarang mencalonkan diri sebagai presiden.
Menurut data Komisi Pemilihan Umum Nasional, sekitar 9 juta dari 14 juta penduduk Rwanda terdaftar sebagai pemilih. Jumlah tersebut naik 2 juta dibandingkan pemilu sebelumnya.
Ketua NEC Oda Gasinzigwa mengatakan lebih dari 300 pengamat internasional hadir di Rwanda, bersama dengan sekitar 700 pengamat lokal.
Menurut para kritikus, alasan Kagame bisa menang lagi adalah karena dia memimpin dengan keras dan anti perbedaan pendapat.
Namun menurut analis lainnya, kemenangan Kagame juga didukung oleh kemampuannya membimbing negara Afrika Timur menuju perdamaian internal sejak genosida tahun 1994, ketika sekitar 800.000 orang Tutsi dan Hutu moderat dibunuh oleh ekstremis Hutu.
BERITA TERKAIT: