Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (11/7), Rosatom mengungkap pihaknya telah menggelar pertemuan dengan pemimpin junta Assimi Goita pada 2-3 Juli lalu.
"Negosiasi dilakukan untuk membahas proyek pembangkit listrik tenaga nuklir berdaya rendah yang dirancang Rusia di Mali," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat
AFP.
Selama bertahun-tahun, Rosatom berusaha melebarkan sayap perusahaannya di Afrika dan seluruh benua.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperkuat hubungan dengan junta di wilayah Sahel, Afrika Barat, yang telah berpaling dari sekutu tradisional Barat sejak mereka merebut kekuasaan melalui kudeta pada tahun 2020.
Saat ini satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi di benua Afrika ada di Afrika Selatan, pembangkit listrik Koeberg dekat Cape Town.
Kesepakatan pembangkit listrik tenaga nuklir sebesar 9.600 megawatt antara Afrika Selatan dan Rusia digagalkan oleh tantangan pengadilan pada tahun 2017 pada masa kepresidenan mantan presiden Jacob Zuma yang dilanda skandal.
Rosatom sedang membangun pembangkit listrik nuklir lainnya di Mesir.
BERITA TERKAIT: