Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste, Sandeep Chakravorty menilai panas ekstrem di negaranya berkaitan dengan perubahan iklim.
Menurut Dubes, fenomena ini bukan hal baru dan tidak hanya dihadapi India. Di Indonesia hampir tidak ada hujan padahal sudah masuk musim hujan, kemudian baru-baru ini 550 jemaah haji di Arab Saudi juga meninggal dunia karena cuaca panas yang mencapai 50 derajat celcius.
"Gelombang panas telah menjadi tantangan global dan India hanyalah sebuah manifestasi dari masalah global. Saya pikir kita semua adalah korban perubahan iklim," ujarnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL di acara International Day of Yoga di lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI pada Jumat (21/6).
Dubes mengatakan, pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi akan terus berusaha memastikan bahwa masyarakat India tidak menderita karena sengatan panas.
"Kami berusaha memastikan bahwa masyarakat tidak menderita. Pemerintah menyediakan listrik dan fasilitas lainnya untuk warga," ungkapnya.
Miliaran orang di seluruh Asia sedang bergulat dengan panas ekstrem, sebuah tren yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh perubahan iklim.
Seorang pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan ada lebih dari 40.000 kasus dugaan serangan panas dan setidaknya 110 kematian yang terkonfirmasi antara tanggal 1 Maret dan 18 Juni.
Suhu di India utara telah melonjak hingga hampir 50 derajat Celcius, salah satu gelombang panas terpanjang yang pernah tercatat di negara Asia Selatan tersebut.
BERITA TERKAIT: