Pertemuan pimpinan Kongres pada hari Sabtu (8/6) memberikan suara bulat untuk merekomendasikan terpilihnya Gandhi sebagai pemimpin oposisi resmi India, sebuah jabatan yang dibiarkan kosong sejak tahun 2014.
"Semua peserta dengan suara bulat menyetujui resolusi bahwa Rahul Gandhi harus mengambil posisi pemimpin oposisi di parlemen,” kata anggota Partai Kongres, K.C. Venugopal, dalam sebuah konferensi pers, seperti dimuat
AFP.
Pencalonan tersebut akan diajukan sebelum pertemuan 232 anggota parlemen yang tergabung dalam aliansi oposisi pimpinan Kongres.
Gandhi adalah keturunan dinasti yang mendominasi politik India selama beberapa dekade dan merupakan putra, cucu, dan cicit dari mantan perdana menteri, dimulai dari pemimpin kemerdekaan Jawaharlal Nehru.
Jika terpilih, seperti yang diharapkan, Gandhi akan diakui sebagai pemimpin oposisi resmi India ketika parlemen baru bersidang.
Peraturan parlemen mengharuskan pemimpin oposisi berasal dari partai yang menguasai setidaknya 10 persen anggota parlemen di majelis rendah yang memiliki 543 kursi.
Jabatan tersebut telah kosong selama 10 tahun karena dua hasil pemilu Kongres tidak mencapai ambang batas tersebut.
Hasil pemilu pekan ini menunjukkan peningkatan keterwakilan partai Kongres di parlemen India dari 52 menjadi 99 kursi.
Sementara Modi dari Partai Bharatiya Janata (BJP), gagal mengulangi dua kemenangan telak sebelumnya dalam mendominasi kursi di Parlemen. Untuk menjabat kembali sebagai PM, Modi terpaksa berunding dengan koalisi Aliansi Demokratik Nasional (NDA).
BERITA TERKAIT: