Jurubicara Angkatan Darat Israel, Daniel Hagari, pada Selasa (2/1) mengatakan bahwa lima brigade, atau beberapa ribu tentara, dibawa keluar dari daerah kantong tersebut untuk pelatihan dan istirahat.
“Tujuan perang memerlukan pertempuran yang berkepanjangan, dan kami sedang mempersiapkannya,” ungkap Hagari, seperti dimuat
Al-Jazeera.
Pensiunan brigadir jenderal Israel, Shlomo Brom, mengatakan bahwa penarikan pasukan mungkin berkaitan dengan tekanan AS dan bisa juga merupakan sinyal perubahan pada cara perang mereka.
“Perang tidak akan berhenti. Ini adalah awal dari mode operasi yang berbeda," kata Brom.
Otoritas Israel mengatakan mereka akan melancarkan perang dalam tiga tahap utama.
Yang pertama adalah penembakan intensif untuk membersihkan jalur akses bagi pasukan darat dan mendorong warga sipil untuk mengungsi. Yang kedua adalah invasi ke Jalur Gaza yang dimulai pada 27 Oktober lalu. Saat ini perang telah memasuki tahap ketiga, di mana tentara Israel melakukan melakukan sejumlah penyergapan dari terowongan dan bunker tersembunyi di Jalur Gaza.
BERITA TERKAIT: