Mengutip
ARY News pada Senin (30/10), PIA mengatakan biaya pemeliharaan yang harus mereka tanggung mencapai 31 juta hingga 40 juta rupe Pakistan (Rp 1,7 miliar hingga Rp 2,2 miliar) per pesawat.
"Empat Boeing 777 dilarang terbang karena dana pemeliharaan tidak mencukupi," ungkap laporan tersebut.
Selain masalah keuangan, PIA juga bergulat dengan situasi kritis karena terpaksa membatalkan lebih dari 500 penerbangan dalam 11 hari terakhir karena tidak tersedianya bahan bakar.
Dikatakan bahwa masalah itu bersumber dari Pakistan State Oil (PSO) yang mengurangi pasokan bahan bakar karena PIA belum membayar iuran sejak 13 Oktober.
Situasi memburuk pekan lalu, ketika 49 penerbangan domestik dan internasional dibatalkan dari kota-kota seperti Karachi, Lahore, Islamabad, Quetta, Multan, dan Peshawar karena pemangkasan pasokan bahan bakar.
Akibat kondisi yang semakin memburuk, Chief Executive Officer (CEO) Amir Hayat mengatakan maskapai itu saat ini tengah dalam proses privatisasi.
BERITA TERKAIT: