Prancis akan menjadi tuan rumah Olimpiade untuk pertama kalinya dalam satu abad. Namun Olimpiade pertama Paris ini justru mengundang banyak kritik.
Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera mengatakan atlet perempuan timnas Prancis tidak akan diizinkan mengenakan hijab selama Olimpiade yang berlangsung mulai 26 Juli hingga 11 Agustus 2024.
Tidak butuh waktu lama, keputusan tersebut langsung memicu reaksi keras. Prancis dinilai telah melanggar hak asasi manusia.
Federasi Olahraga Solidaritas Islam, sebuah kelompok yang mencakup negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), pada 2 Oktober menyatakan keprihatinan mendalam mengenai keputusan pemerintah baru-baru ini yang melarang atlet Prancis mengenakan hijab di Olimpiade Paris mendatang.
"Larangan ini bertentangan dengan prinsip kesetaraan, inklusivitas, dan penghormatan terhadap keragaman budaya yang dijunjung tinggi oleh Olimpiade," kata federasi tersebut, seperti dimuat
Anadolu Agency.
Sementara itu, pada 29 September lalu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan tidak ada batasan dalam mengenakan hijab atau pakaian yang mencerminkan agama maupun budaya.
Sebanyak 10 persen dari 67 juta penduduk Prancis sendiri beragama Islam.
BERITA TERKAIT: