Hal itu ia sampaikan ketika berbicara di Universitas Beghlan, seperti dimuat
TOLO News, Minggu (1/10).
Ia mengatakan sekarang ada upaya yang dilakukan untuk menghancurkan sistem yang ada dengan alasan kekhawatiran terkait perempuan. Secara khusus, ia menyebut Barat berusaha menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama.
“Allah SWT telah membedakan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki adalah penguasa, dia mempunyai kekuasaan, dia harus ditaati, dan perempuan harus menerima dunianya. Perempuan tidak setara dengan laki-laki. Namun demikian, mereka (bangsa-bangsa Barat) menempatkannya (perempuan) di atas laki-laki,” kata Nadim.
Lebih lanjut dia mengatakan, tugas pemerintah saat ini adalah berperilaku baik terhadap rakyat dan memberikan keamanan dan keadilan.
“Ini adalah tanggung jawab Imarah Islam Afghanistan memperlakukan masyarakat dengan baik. Harus membawa kemudahan, harus membawa kabar baik, tidak boleh ada kebencian, tidak boleh ada perbedaan pendapat di antara para pejabat, dan yang kedua adalah menjamin keamanan," lanjutnya.
Perempuan Afghanistan menghadapi banyak tantangan sejak Taliban kembali berkuasa pada tahun 2021. Anak perempuan dan perempuan tidak memiliki akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan ruang publik.
Sebanyak 80 persen anak perempuan dan perempuan muda Afghanistan, yang berada dalam usia sekolah, saat ini tidak diberi akses terhadap pendidikan di bawah rezim Taliban di Afghanistan.
BERITA TERKAIT: