Membanjirnya persediaan biji-bijian dan minyak sayur Ukraina mengakibatkan Uni Eropa pada Mei lalu menerapkan larangan impor ke negara-negara tetangga.
Berdasarkan larangan tersebut, Ukraina diizinkan mengekspor melalui negara-negara tersebut dengan syarat produknya dijual di tempat lain.
Tetapi pada Jumat (15/9), Uni Eropa mencabut larangan impor setelah Ukraina berjanji mengambil langkah-langkah untuk memperketat kontrol ekspor ke negara-negara tetangga.
Ini artinya, Ukraina bisa kembali mendistribusikan kembali biji-bijian mereka ke negara Eropa.
Kendati demikian, pencabutan larangan itu menjadi isu sensitif di kalangan petani Hongaria, Polandia dan Slovakia.
Pasalnya petani saat ini sedang memanen hasil panen mereka dan bersiap menjualnya. Karena larangan dicabut, produk Ukraina akan membanjiri pasar dan membuat petani lokal merugi akibat harga menjadi turun.
Karena peraturan Uni Eropa dicabut, Hongaria, Polandia, dan Slovakia, akhirnya menerapkan kembali pembatasan impor mereka sendiri terhadap biji-bijian Ukraina.
Ketiga negara tersebut berpendapat bahwa langkah itu demi kepentingan perekonomian mereka.
"Kami akan melakukannya karena ini demi kepentingan petani Polandia," kata PM Polandia Mateusz Morawiecki, seperti dimuat
The Star. Dalam postingan Facebook, Menteri Pertanian Polandia Robert Telus mengatakan bahwa larangan yang awalnya empat jenis biji-bijian akan ditambah dengan tiga lainnya.
"Larangan tersebut telah diperluas hingga mencakup makanan yang terbuat dari sereal berikut ini: jagung, gandum, rapeseed," ungkapnya.
Berdasarkan keputusan pemerintah pada Jumat (15/9), Hongaria memberlakukan larangan impor nasional terhadap 24 produk pertanian Ukraina, termasuk biji-bijian, sayuran, beberapa produk daging, dan madu.
Menteri Pertanian Slovakia juga mengumumkan larangan gandum di negaranya.
Ketiga larangan tersebut hanya berlaku untuk impor dalam negeri dan tidak mempengaruhi transit ke pasar selanjutnya.
BERITA TERKAIT: